SELATPANJANG - Taufiek Anggota DPRD Kepulauan Meranti menyesalkan terkait hanya 4 siswa yang mendaftar di SMPN 5 Tebingtinggi. Ia beranggapan ini merupakan dampak dari kurang perhatian dan ketegasan Dinas Pendidikan Kabupaten Kepulauan Meranti. Di sisi dinas, malah sekolah yang bersangkutanlah yang salah.

Kata Taufiek, harusnya Disdikbud Meranti mengambil kebijakan dengan membuat rayon dan pembatasan jumlah penerimaan siswa siswi baru pada sekolah-sekolah yang ada di Kecamatan Tebingtinggi. Bukan membiarkan seenaknya sekolah sekolah menerima jumlah siswa baru sehingga berakibat kekosongan jumlah siswa.

"Kita kesal atas kejadian di SMP Negeri 5 itu. Ini terkesan adanya pembiaran. Kasihankan sekolah yang selama ini seharusnya kita bina terbiarkan begitu saja," kata Taufiek kepada GoRiau.

Kalau menilik prestasi, tambah Taufiek SMP Negeri 5 juga tak kalah dengan sekolah sekolah lain. Lalu, kalau memang ada kekurangan dan kejanggalan terjadi di SMP Negeri 5 ini kan Disdik bisa mengevaluasi. Ia juga mempertanyakan kinerja pengawas sekolah dan UPTD Pendidikan yang berada di bawah dan sebagai perpanjangan tangan Disdik.

"Kita harap kedepan janganlah mengabaikan tugas dengan melakukan pembiaran seperti ini terulang lagi dan mohon sekali peninjauan dari segala aspek dalam pemberian izin pendirian sekolah baru," ujar Taufiek lagi.

Di tempat terpisah, pihak Disdik mengaku tidak berslah. Malah, Disdik Meranti beranggapan terjadinya kekurangan siswa di SMPN 5 Tebingtinggi akibat faktor internal dan eksternal sekolah itu sendiri.

Hal itu disampaikan langsung Kepala Disdikbud Kepulauan Meranti M Arif MN, ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (28/6/2016). Kata M Arif, memang terjadi lonjakan minat siswa mendaftar di SMPN 1 dan SMPN 2 Tebinggtinggi.

Kata Arif pula, sesuai pantauannya selama ini ada dua faktor yang menjadi penyebab rendahnya minat siswa bersekolah di SMPN 5 Tebingtinggi. Yang pertama harus dibenahi di internal sekolah, kemudian baru ke eksternalnya.

"Mereka gagal membangun sistem dalam sekolah. Anak guru di SMPN 5 saja tidak mau bersekolah di sana, apalagi orang lain. Benahi dulu di dalam, Sekolah bagus tidak jamin prestasi anak," ujar M Arif.

Sementara di faktor eksternalnya, tambah Arif, lingkungan sekolah tidak teratur dan tidak tertib.

"Padahal di sana ada 3 sekolah pendukung (3 sekolah dasar, red). Anggap saja satu sekolah ada lulusan 20 siswa, berartinya sudah ada 60 siswa. Kenapa yang mendaftar hanya empat," katanya lagi.

Untuk itu, tambah Arif, agar SMPN 5 Tebingtinggi ada siswa tahun ajaran 2016 ini, mereka akan mengirimkan formulir anak-anak yang tidak lulus di SMPN 1, SMPN 2, ke SMPN 5. "Agar sekolah itu eksis, seluruh formulir yang tak lulus tes yang kita arahkan ke SMPN 5. Jangan sampai ada anak yang tidak sekolah," ujar Arif.

Sekedar informasi, tahun 2016 ini hanya 4 siswa yang mendaftar di SMPN 5 Tebingtinggi. ***