JAKARTA, GORIAU.COM - Beredarnya buku pelajaran agama Islam yang memuat paham 'radikal', harus jadi perhatian serius pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan. Kementerian Pendidikan jangan tinggal diam, namun harus mengusut itu, apakah masuknya paham radikal dalam buku agama itu adalah kesengajaan atau hanya kecerobohan saja. Jangan sampai, masyarakat, terutama orang tua siswa dibuat resah.

''Kementerian pendidikan tak boleh tinggal diam,'' kata pengamat pertahanan, Nuning Susaningtyas Kertopati, di Jakarta, Kamis 2 April 2015.

Menurut Nuning, belakangan ini ada kecenderungan paham-paham radikal masuk melalui buku-buku. Kasus buku pelajaran agama kian mengkonfirmasikan itu. Selain itu juga yang harus menjadi perhatian serius adalah pornografi yang begitu gampang diakses para pelajar, terutama lewat dunia maya. Nuning menyarankan, diperlukan buku yang bisa menjelaskan apa itu paham radikal beserta bahayanya.

''Belakangan ini buku-buku pelajaran harus diwaspadai dari pornografi dan radikalisme. Dan seharusnya ada edukasi apa itu radikalisme lengkap dengan bahayanya,'' kata Nuning.

Saat ditanya, apakah beredarnya buku agama yang memuat paham radikal, adalah bentuk kecerobohan pemerintah? Nuning mengatakan sepanjang isi buku itu memuat penjelasan-penjelasan agar murid tak mengikuti radikalisme, tentu buku tersebut baik adanya.

''Tapi bisa dikatakan kalau isi buku agama itu berisi ajaran jihad yang salah dan bersifat radikal ya itu kebobolan namanya,'' kata Nuning. (pri)