PEKANBARU, GORIAU.COM - Pada Tahun 2013 lalu, sektor ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 7,05 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Ke depan diharapkan, kontribusi dari ekonomi kreatif bisa ditingkatkan lebih baik lagi.

Demikian dikatakan Sekjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementerian Pariwisata Drs Mumus Muslim MM pada Forum Group Discussion di Hotel Premiere Selasa (9/11/2014). "Proses kreatif adalah proses yang tidak ada habisnya dan harus didukung sepenuhnya oleh pemerintah," ungkap Mumus.

Menurut Sekjen Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek (EKBMDI) Kementerian Pariwisata, Popi Safitri, potensi kekayaan alam Indonesia merupakan nomor dua di dunia. Apa yang dimiliki Indonesia tidak perlu dieksploitasi lagi melainkan dikembangkan. "Banyak produk kreatif yang menembus pasar internasional, dan sebagian besar adalah buatan tangan (handmade). Artinya, antara satu produk dengan produk lain tidak sama," jelas Popi.

Pada acara yang ditaja untuk membangun ekonomi kreatif ini, Popi yang menjadi salah satu narasumber mengharapkan, pelaku kreatif di daerah menunjukkan dan mengembangkan inovasi produk kreatifnya agar bernilai ekonomi. Pemerintah daerah juga bisa mendekatkan diri dengan para pekerja kreatif agar mengetahui potensi mereka lebih jauh.

Peserta dalam FGD ini terdiri dari pekerja ekonomi kreatif dan instansi pemerintahan. Melalui diskusi ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai penyelenggara berharap, tersusun rencana aksi ekonomi kreatif antara pekerja kreatif dan pemerintah.

Acara yang dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Riau Said Syarifuddin tersebut, ditutup dengan pemaparan dan penyusunan program rencana aksi yang diketuai konsultan ekonomi yang juga dosen Universitas Riau, Drs Hainim Kadir Msi. (rls)