PEKANBARU GORIAU.COM - Cabe merah menjadi komoditas utama yang memberi andil terbesar terjadinya inflasi di Riau. Selanjutnya diikuti oleh komoditas lain seperti tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, rokok kretek filter, cabe hijau, buncis, tomat, kue kering dan beberapa komoditas lainnya.

Demikian dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik (PBS) Provinsi Riau, Mawardi Arsyad, Selasa (4/11/2014). Menurutnya, Inflasi Riau Bulan Oktober 2014 terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada 6 kelompok pengeluaran. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,23 persen, diikuti oleh kelompok bahan makanan sebesar 0,84 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,57 persen. Selanjutnya adalah kelompok sandan sebesar 0,18 persen, kelompok kesehatan 0,10 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olehraga sebesar 0,01 persen. "Sedangkan untuk kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,21 persen," kata Mawardi.

Gabungan dari 3 kota di Provinsi Riau, lanjut Mawardi, pada Bulan Oktober 2014 mengalami inflasi sebesar 0,54 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 115,62. "Dari 3 kota di Provinsi Riau, ketiganya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pekanbaru 0,56 persen, diikuti oleh Tembilahan 0,55 persen dan Dumai 0,42 persen," terang Mawardi.

Dari 23 Kota di Sumatera yang menghitung IHK, 21 kota mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang sebesar 1,18 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,68 persen. (wdu)