PANGKALANKERINCI, GORIAU.COM-Memasuki musim penghujan yang sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu, membuat penyakit demam berdarah dengue (DBD) mulai menjangkiti warga Pangkalankerinci.  Auliana (11) warga Gang Nasional, Kelurahan Pangkalankerinci Timur, Kecamatan Pangkalankerinci sudah beberapa hari ini dirawat di RSUD Selasih Pangkalankerinci.

"Aulia dinyatakan oleh dokter di RSUD Selasih positif deman berdarah sejak tanggal 27 Desember kemarin," jelas Yuni, ibu dari Auliana, Minggu sore (29/12/12).Lebih jauh Yuni mengatakan, awalnya anaknya menderita demam yang cukup tinggi selama beberapa hari, sehingga dirinya tanpa berpikir panjang lagi membawa anaknya ke RSUD Selasih."Pada hari Jumat sore (27/12), Saya bawa Aulia ke RS untuk diobati. Akhirnya Aulia harus menginap dan dinyatakan positif DBD oleh dokter, dan sampai saat ini Aulia masih dalam penanganan dokter serta masih dirawat di RSUD Selasih," jelasnya.Sementara itu, Kepala RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, Dr. Ahmad Krinein ketika dikonfirmasi vi ponselnya mengatakan jika di RSUD Selasih tidak ada pasian penderita DBD yang berasal dari Pangkalan Kerinci, bahkan Ahmad Krinen justru mengatakan jika ada pasien DBD namun dari Kabupaten Siak itupun sudah dirujuk ke Pekanbaru."Tidak ada pasian DBD dari Pangkalan Kerinci, yang ada kemarin dari daerah Kerinci Kanan, Kabupaten Siak, dan itupun sudah dirujuk ke Pekanbaru atas permintaan mereka," ujarnya singkat.Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan Endit RP terkait hal itu mengatakan, selama belum ada pernyataan resmi melalui surat keterangan dari RS yang menyatakan DBD belum bisa dikatakan DBD."Selama surat resmi dari RS belum keluar belum bisa dikatakan DBD, bisa saja penyakit lain," ujar Endit seraya mengatakan, jika benar warga tersebut terkena DBD pihaknya juga akan segera melakukan foging disekitar daerah pasian bertempat tinggal.Endit juga mengatakan dari bulan Januari sampai Desember, di Kabupaten Pelalawan tercatat hanya ada 15 penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).  Menurunnya penderita DBD dibanding tahun-tahun sebelumnya ini bisa dikarenakan kesadaran masyarakat akan pentingnya gotong royong (goro) telah tercipta di masyarakat."Ditambah lagi dengan adanya program Pelalawan Sehat yang dicanangkan Pak Bupati beberapa waktu lalu, membuat kesadaran masyarakat akan pentingnya goro di lingkungannya masing-masing menjadi agenda rutin bagi mereka," terangnya.Endit mengatakan bahwa data terakhir penderita DBD berada di Kuala Kampar. tak tangung-tanggung, di kecamatan ini ada tiga penderita DBD yang positif terkena penyakit nyamuk Aedes Aegypti. Namun saat ini, ketiga penderita DBD itu telah sembuh dari penyakitnya."Tak hanya itu, kita juga telah melakukan fogging di daerah tersebut," tandasnya.Memasuki musim penghujan seperti saat ini, sambungnya, ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) tak dipungkiri kembali mengintai. Apalagi negara Indonesia termasuk Negara beriklim tropis yang merupakan tempat hidup favorit bagi nyamuk.Karena itu, pihaknya menghimbau agar masyarakat tetap melakukan 3M yakni menguras, menutup tempat penampungan air , kaleng, botol serta benda lain yang menjadi berpotensi menjadi sarang nyamuk penyebab DBD."Program 3M memang benar-benar sangat efektif dalam mematikan jentik-jentik nyamuk DBD. Kalau fogging hanya memutus mata rantai nyamuk dewasa saja sementara jentik-jentikl nyamuk DBD-nya tak mati," ujarnya.Ditambahkannya, dirinya juga mengharapkan agar pihak Puskesmas bersama petugas piket melakukan pengecekan ke sejumlah daerah untuk dilakukan penyuluhan yang berkaitan dengan pola hidup bersih dan sehat, agar warga yang bermukim di sekitar tidak mudah terjangkit wabah penyakit.(rkn)