PEKANBARU, GORIAU.COM - Aset olahraga pasca pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII, harus dikelola secara profesional. Jika tidak, venue-venue mewah tersebut akan menjadi ''MTQ Jilid II'' yang hancur begitu saja.

Sekretaris Komisi C DPRD Riau H Abu Bakar Siddik kepada wartawan, Jumat (21/9/2012) mengatakan, venue-venue dengan nilai miliaran rupiah tersebut harus segera diselamatkan dengan membentuk badan pengelola.

Abu Bakar Siddik juga menjelaskan, di eranya, gedung-gedung di Purna MTQ Riau tersebut dibangun mewah, termasuk rumah-rumah adat yang mencirikan kabupaten kota se-Riau. Namun karena tak terurus, akhir rusak.

''Belajar dari pengalaman tersebut, kita berharap Pemprov Riau segera mengagendakan pembentukan badan penngelola yang pembentukkanya diperkuat dengan payung hukum tentang pengelolaan aset daerah,'' jelasnya.

Diakuinya, Purna MTQ awalnya juga punya badan pengelola, namun karena kurang profesional, akhirnya area Purna MTQ juga tak terawat dan terjaga dengan baik.

''Kuncinya, badan pengelola itu harus profesional, bukan yang terus menerus menyusu dengan anggaran pemerintah. Kalau di tahap awal dibantu lewat penyertaan modal, tidak masalah, tapi jangan terus menerus,'' ujarnya. ***