PEKANBARU, GORIAU.COM - Sekitar 778 personil gabungan dari jajaran Sabhara, Brimobda, Dalmas (pengendalian masa), dari Polda Riau, terlibat kontak fisik dengan puluhan pendemo 'settingan', Senin (24/8/2015) pagi, terkait akan digelarnya Pilkada serentak, Desember 2015 nanti. Masa menuntut agar KPU membatalkan pemilihan kepala daerah, yang disinyalir banyak penyimpangan.


Demonstrasi ini digelar di lapangan Brimobda Polda Riau. Bahkan untuk upaya antisipasi, kepolisian terpaksa menurunkan pasukan satwa, mobil watercanon, personil Polwan, pasukan Sabhara, Dalmas dan Brimob. Aksi masa itu digelar bertepatan dengan hari pengumuman calon tetap (DCT) pasangan calon kepala daerah, di masing-masing KPU kabupaten dan kota di Provinsi Riau.


Dengan membawa berbagai spanduk, masa 'settingan' yang ternyata dari unsur kepolisian tersebut bahkan sempat terlibat kontak fisik, dan berhasil menembus pengamanan personil Sabhara dan Polwan. Walhasil, personil Dalmas dengan peralatan lengkap pun terpaksa diturunkan, lengkap dengan unit watercanon.


Pantauan GoRiau.com, pengamanan anti kerusuhan ini diberlakukan lima lapis. Dengan formasi Sabhara di depan, dilanjutkan Brimob, Polwan, Dalmas dan unit watercanon serta pasukan Satwa. Selain itu juga ada pasukan bermotor yang siaga untuk membubarkan masa jika sudah semakin anarkis. Secara bergantian formasi ini berubah, sesuai dengan kondisi kerusuhan di lapangan.


"Ini merupakan simulasi yang sengaja kita gelar dalam rangka pengamanan saat Pilkada pada Desember 2015 mendatang. Kita setting sedemikian rupa, agar nanti personil di lapangan bisa siap mengantisipasi segala kemungkinan adanya aksi masa yang disinyalir memicu kontak fisik," ujar Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo SIK, MM, usai simulasi.


Tak tanggung-tanggung, pada simulasi ini Polda Riau dan jajaran mempersiapkan berbagai persenjataan anti kerusuhan, seperti gas airmata, tameng, pemukul, pakaian pelindung dan sebagainya. "Untuk total pengamanan nanti (saat Pilkada), masih kita petakan, kita lihat dimana kawasan yang rawan dan harus jadi prioritas," bebernya.


Sejauh ini, sambung AKBP Guntur, pihaknya berencana menyiagakan dua pertiga kekuatan, baik dari masing-masing Polres hingga Polda Riau. "Dua pertiga dimasing-masing Polres dan jajaran, serta dua pertiga kekuatan dari Polda Riau. Sisanya tetap menjalankan aktifitas kepolisian lainnya," tukasnya. (Had)