PANGKALAN KERINCI, GORIAU.COM - Rumah sakit plat merah milik Pemkab Pelalawan, RSUD Selasih Pangkalan Kerinci terus menjadi sosoran masyarakat. Bukan karena memberikan pelayanan prima, tapi masih buruknya pelayanan terhadap masyarakat.

''Saya sungguh kecewa dengan pelayanan pihak rumah sakit, bukannya pelayanan prima tapi sungguh jauh dari level pelayanan yang diharapkan masyarakat. Ini mestinya menjadi perhatian pihak terkait karena menyangkut nama dan marwah pemerintah daerah juga Kabupaten Pelalawan,'' ungkap Ari (40) warga Jalan Pemda Pangkalan Kerinci, Senin (5/11/2012).

Kekesalan Ari ini berawal pada Minggu (4/11/2012) dinihari. Kala itu, Ari bersama isterinya membawa anaknya untuk mendapatkan perawatan karena sedang menderita campak dan sudah beberapa hari tidak makan. ''Tengah malam itu dokter spesialis praktek tempat biasa saya berobat sudah tutup, karena kondisi anak saya tidak makan dan sudah lemah apalagi bagian mulutnya keluar seperti sariawan maka saya bawa ke RSUD Selasih. Kami sekeluarga berharap anak saya diinfus saja,'' ungkapnya.

Tapi sebut Ari, sesampainya di ruang IGD rumah sakit yang beralamatkan di SP 6 Desa Makmur Pangkalan Kerinci itu anaknya tidak langsung diberikan perawatan. ''Setelah sampai sempat diperiksa sebentar oleh perawat atau dokter dan menyebutkan anak saya cacar. Setelah diperiksa dan ditimbang lalu dibiarkan. Saya disuruh mendaftar. Hanya saja, ketika akan mendaftar petugas tidak ada dan setelah terjadi komunikasi melalui telepon selular sesama pihak rumah sakit lalu baru datang petugas untuk mendaftar,'' ujarnya.

Lalu Ari menambahkan, seorang wanita yang sedang hamil memakai jilbab datang dengan membawa peralatan suntik untuk mengambil darah. Namun, pihak keluarga menolak diambel sampel darah karena beberapa hari sebelumnya anak tersebut pernah diperiksa di Pekanbaru dan darahnya tidak mengalami penyakit lain.

''Kekesalan yang memuncak dan saya sempat marah, entah perawat entah dokter dari jarak lebih kurang 15 meter lalu berteriak. Anak ibu mau dirawat apa ngga?'' papar Ari menirukan dialognya dengan pihak rumah sakit. Hanya wanita yang sempat bersitegang mulut dengannya tidak mau menyebutkan nama dan identitasnya.

''Ya mestinya kan tidak seperti itu. Saya dan isteri kan sedang kalut, seharusnya dilakukan pendekatan persuasif dan sampaikan kalau prosedur rumah sakit harus cek darah sebelum diambil tindakan medis. Tapi sambil berteriak dari jauh, kan sangat bertolak belakang cara pelayanan yang diberikan untuk masyarakat. Saya tidak tahu, apakah karena saya pemegang kartu Askes atau memang seperti itulah pelayanan yang dilakukan oleh oknum,'' bebernya.

Merasa tidak dilayani laiknya keluarga pasien, Ari memilih angkat kaki dan meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah. ''Coba saja disampaikan kalau tetap mau dirawat anaknya harus dicek darah itu saja. Kan saya cuma minta anak saya agar diinfus saja, karena sudah beberapa hari tidak makan,'' sebutnya sambil menyebutkan bisa jadi tidak semua perawat atau dokter di rumah sakit tersebut berperilaku yang tidak seperti sumpah seorang petugas medis dan meyakini kalau peristiwa tersebut hanya oknum dan masih banyak yang tetap maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan pertolongan.

Secara terpisah, Direktur RSUD Selasih dr Desi Kustianti,MM saat dikonfirmasi mengaku belum mendapat keluhan dan laporan soal keluhan keluarga pasien terhadap pelayanan pihak rumah sakit. ''Maaf saya belum mendapat laporannya. Coba saja hubungi Pak Ahmad, Kabid Yanmed,'' kata Desi yang ditemui di lantai III Kantor Bupati Pelalawan kemarin.

Dr Ahmad K, Kabid Pelayanan Medis juga mengaku belum mengetahui masalah tersebut. Namun dia menyampaikan ucapan terima kasih atas informasi yang disampaikan. ''Terima kasih atas informasinya dan akan kami tindak lanjuti,'' paparnya.

Sebelumnya, Ahmad juga sempat menanyakan, masalah tersebut muncul dibagian pelayanan yang mana, karena di RSUD Selasih tersebut terdiri beberapa pelayanan. ''Kalau bisa siapa nama orangnya, di bagian dan kejadiannya kapan sehingga bisa dicek jam piketnya,'' imbuh Ahmad lagi. (kst)