BENGKALIS, GORIAU.COM - Janji menggelar rapat akbar untuk meminta dukungan pemindahan ibukota Kabupaten Bengkalis menjadi kenyataan., Senin (8/10/2012) sekitar seribuan masyarakat Bengkalis berkumpul dalam acara rapat akbar yang digelar di Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Senin (8/10/2012). Hasilnya, peserta rapat berencana memindahan ibukota Kabupaten Bengkalis dari Pulau Bengkalis ke Duri, Kecamatan Mandau.

Massa pendukung Herliyan Saleh - Suayatno yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Utusan Kecamatan (AMUK) merupakan gabungan dari 6 kecamatan, yakni Bukit Batu, Siak Kecil, Mandau, Pinggir, Rupat dan Rupat Utara. Sementara masyarakat Kecamatan Bantan dan Bengkalis yang dianggap berseberangan dengan kebijakan kepala daerah tidak diikutsertakan dalam rapat akbar tersebut.

Penanggungjawab AMUK yang juga dewan pengarah gerakan pendukung HS-Suay, Fachruddin Syarif mengatakan bahwa dalam demokrasi setiap orang bebas menyampaikan aspirasi kepada pemimpinnya, tetapi bukan dengan cara menghujat dan memaki pemimpin. Apalagi menyuruh turun dari jabatan dengan alasan yang tidak jelas.

''Setiap orang bebas menyampaikan aspirasinya dalam melakukan aksi demo, tetapi bukan dengan memaki atau menghujat seorang bupati. Kita menyesalkan sikap seperti itu,'' ungkap Fachrudin.

Selain itu tuntutan yang diminta pendemo untuk menurunkan bupati tidak beralasan, mengingat bupati tidak melakukan kesalahan atau pelanggaran konstitusi atau tindakan asusila yang mencoreng nama baik daerah.

Fakhrul Nizam perwakilan dari Kecamatan Siak Kecil juga mendukung pemindahan ibukota pemerintahan ke wilayah daratan. Untuk memperbaiki suatu sistem pemerintahan bukan dengan jalan melakukan aksi demo tetapi mencari jalan penyelesaiannya dengan memperbaiki kekurangan sebelumnya.

''Dalam hal ini kami dari Siak Kecil mendukung pemindahan ibu kota, namun ke depan pemerintahan yang ada harus berbenah diri karena disadari masih banyak terdapat kekurangan dan bukan kesalahan atau ketidakadilan,'' ujar Fakhrul.

Setelah perwakilan dari enam kecamatan diantaranya Siak Kecil, Bukit Batu, Mandau, Pinggir, Rupat dan Rupat Utara menyatakan sikap, rapat pun selesai sekitar pukul 15.00 WIB. Direncanakan hasil kesepakatan tersebut diberikan ke DPRD Bengkalis, Bupati, Gubernur dan Menteri Dalam Negeri untuk segera diproses.

Jaga Pelabuhan

Sementara di Kota Bengkalis, sekitar 200-an massa Gerakan Rakyat Bengkalis Bangkit (GRBB) melakukan aksi pengamanan dengan mengawal seluruh pelabuhan yang ada di Pulau Bengkalis. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan bergeraknya massa AMUK ke Pulau Bengkalis usai rapat akbar di Sungai Pakning.

''Kita bukan mau perang, tapi hanya berjaga-jaga mengantisipasi keadaan, kalau kawan-kawan yang ingin memindahkan ibukota kabupaten dari Pulau Bengkalis ini datang menyampaikan aspirasi mereka ke Pemkab dan DPRD. Tak ada maksud kita untuk bentrok kok,'' ujar H Effendi Buntat, pemuka masyarakat Bengkalis didampingi H Izhar Atan, M Fachrorozi Agam, Asriyalmi, Akramudin Noer serta sejumlah warga lainnya di pelabuhan roro, Senin (8/10/2012).

Sampai sore kemarin tidak ada aksi atau saling mendatangi dari kedua kubu yang berseberangan. Kegiatan rapat akbar di Sungai Pakning sendiri berakhir damai, demikian juga halnya dengan massa GRBB yang bersiaga di pelabuhan-pelabuhan hanya duduk-duduk santai sambil minum kopi.(jfk)