PEKANBARU, GORIAU.COM - Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut), hingga Rabu (29/7/2015) pagi masih menyelimuti kota Pekanbaru. Asap pekat ini bahkan membuat jarak pandang hanya berkisar 1.500 meter. Kondisi tersebut diperparah dengan menurunnya kualitas udara hingga masuk pada kategori 'tidak sehat'.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru memantau bahwa jarak pandang di Pekanbaru hanya berkisar 1.500 meter dengan kualitas udara tidak sehat.

Kemunculan kabut asap tersebut, tidak hanya ada di Pekanbaru, melainkan juga terpantau di Pelalawan dengan jarak pandang hanya dua kilometer.

"Pekanbaru dan Pelalawan kita pantau pagi ini berasap. Sementara kota lainnya seperti Dumai jarak pandang tiga kilometer (haze), dan Rengat tiga kilometer (haze)," sebut Kepala BMKG stasiun Pekanbaru, Sugarin.

Asap pekat ini, sambung Sugarin, merupakan imbas dari kebakaran lahan dan hutan yang masih terjadi di beberapa wilayah di Riau. Adapun hasil pemantauan satelit Terra dan Aqua dari BMKG mendeteksi 40 titik panas (hotspot) di Riau.

Titik panas itu diantaranya berada di Rohil satu titik panas, Bengkalis dan Siak masing-masing dua titik panas, Dumai tiga titik panas, Inhil dan Inhu masing-masing lima titik panas, dan terbanyak di Pelalawan yakni 22 titik panas.

Sedangkan untuk titik api, terhitung sebanyak 28 titik yang menyebar diantaranya di Siak sebanyak dua titik api, Dumai tiga titik api, Inhu empat titik api, Inhil lima titik api, serta Pelalawan sebanyak 14 titik api. (had)