SELATPANJANG, GORIAU.COM - Sampai detik ini, puluhan anak suku akit di Dusun Nerlang Desa Sungai Tohor Kanan Kecamatan Tebingtinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, belum bisa mengenyam pendidikan. Mereka hanya bisa belajar menulis, membaca, dan berhitung di bangunan yang sangat sederhana dan itupun hanya sekitar 2 jam saja setiap minggunya.

Pantauan GoRiau.com ketika turun ke Dusun Nerlang bersama rombongan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Meranti, relawan Gerakan Meranti Berkibar (GMB), dan tokoh masyarakat beberapa waktu lalu, terlihat bangunan yang sangat sederhana sekitar 1 KM dari pelabuhan.Bangunan yang sederhana itu rupanya berkat swadaya masyarakat yang membuatnya khusus tempat anak-anak mereka belajar. Itu bukan sekolah. Itu hanya bangunan kayu yang dilengkapi dengan beberapa meja kecil, serta white board yang sangat kecil pula."Biasanya belajar di rumah warga. Tapi mengingat jaraknya sangat jauh dari pelabuhan, takut pengajar ketinggalan kapal, maka kami bangun di sini," kata No yang saat itu juga mengatakan bahwa transportasi laut yang melintasi pelabuhan mereka hanya 2 kali sehari yaitu pergi dan pulang saja.Sedikit tentang anak-anak yang belajar di bangunan itu. Mereka ada sekitar 20 orang lebih. Usia antara 7 sampai 15 tahun. Mereka belajar tidak mengenakan baju sekolah karena bukan sekolah, mereka hanya mengenakan baju sehari-hari dan tanpa sepatu. Mereka mempunyai cita-cita yang sangat tinggi, hanya saja di tempat ini pula, anak-anak suku akit ini hanya belajar menulis, membaca, dan berhitung saja, tidak ada pelajaran layaknya anak-anak yang menuntut ilmu di sekolah.Kalau bukan hari Minggu (hari belajar, red) anak-anak jarang terlihat di pemukiman. Biasanya mereka pegi ke hutan membantu orang tuanya bekerja."Anak-anak akan pulang Sabtu siang atau malam harinya. Mereka tahu kalau hari minggu mereka belajar. Minat mereka belajar sangat tinggi," tambahnya No lagi.Kondisi ini membuat hati relawan GMB Meranti terketuk. Sebagai ungkapan rasa prihatinnya, sejak turun petama di Dusun Nerlang itu, relawan GMB telah mengumpulkan bantuan-bantuan khusus untuk anak-anak di Dusun Nerlang berupa perlengkapan belajar seperti whiteboard dengan ukuran besar, peralatan menulis, buku bacaan dan beberapa perlengkapan lainnya.Selain itu, GMB juga menyiapkan bingkisan makanan ringan untuk anak-anak warga atheisme itu.Hal itu disampaikan salah satu relawan GMB, Rahmi, atau yang lebih dikenal dengan nama Anje Melo. Menurut Anje, mereka akan kembali turun ke Dusun Nerlang pada besok hari, Sabtu (26/4/2014) untuk mengantar bantuan sekaligus ikut berbagi cerita, mengajar, dan menghibur anak-anak suku akit tersebut."Besok kami sekitar 25 orang yang terdiri dari relawan GMB dan PMI akan turun ke Nerlang," kata Anje Melo kepada GoRiau.com, Kamis (25/4/2014).Dapat disampaikan, GMB Meranti telah berkali-kali turun ke beberapa daerah yang terisolir dan kurangnya mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah. Misi sosial yang dibawa GMB telah mampu menaikkan permasalahan pendidikan yang sangat tidak layak ke permukaan umum, sehingga jelas bahwa di Kepulauan Meranti pemerataan pendidikan itu belum terealisasi dengan baik.(zal)