PEKANBARU, GORIAU.COM - Untung Hasudungan Hutagalung yang terlahir pada tahun 1996 silam akhirnya masuk Islam. Allah SWT telah memberinya rahmat dan hidayahnya sehingga dia hijrah meninggalkan agama lamanya untuk memeluk Islam.

Untung masih berstatus sebagai pelajar di SMK Tunas Karya kelas dua Pekanbaru. Hari Jumat (19/7) lalu menjadi hari paling bersejarah dalam hidupnya. Pada hari itulah, kalimat syahadat yang dipandu Imam Masjid Agung Annur Pekanbaru terucapkan dari lisannya yang bergetar. Airmata pun berlinang.

Usai bersyahadat, Untung disambut ucapan selamat dari ratusan jamaah masjid yang menyaksikan keislamannya. Banyak jamaah masjid tak sekadar memeluk, tapi juga memberinya infak ala kadarnya. Mereka pun ikut terharu.

Sebelum menjadi mualaf, Untung adalah pemuda yang aktif dalam beribadah bersama kedua orangtuaku yang masih non muslim. Untung juga aktif di kelompok remaja tempat ibadahnya yang lama.

Kini semua keyakinan itu sudah ditinggalkan. Bersama Islam, Untung meyakini sebuah kebenaran dan keyakinan hidup yang baru. Selama dua tahun lebih, Untung mengalami goncangan tatkala hatinya cenderung untuk memilih Islam.

Cerita keislaman Untung bermula dari pengaruh teman-temannya muslim. Suatu saat Untung melihat video Ustad Nababan yang juga orang Batak namun kini telah menjadi dai. Berbagai argumentasi yang disampaikan sang ustad tentang akidah Islam ternyata sangat logis bagi Untung dan mampu menyentuh hatinya.

Setelah mempertimbangkan matang-matang dan membulatkan keyakinan, Untung kemudian memilih menjadi mualaf. Bukan tanpa risiko Untung memilih Islam. Sejak awal anak ketiga dari 7 bersaudara ini menyadari betul risiko yang akan dihadapinya jika dia berislam. Salah satunya adalah tantangan dari keluarga.

Untung bahkan pernah mengungkapkan niatnya masuk Islam kepada sang ayah dan ibu. Untung sudah mengira, kedua orangtuanya tidak setuju dengan niatnya. Lebih dari itu, orangtuanya tidak akan mengakuinya lagi sebagai anak.

''Orangtuaku mengancam jika kelak aku pindah agama, maka aku dengan sendirinya akan tercampak dari keluarga. Aku bakal tidak diakui lagi sebagai anaknya. Dan ketika aku kini memeluk Islam, kedua orangtuaku belum mengetahui hal ini,'' ujar Untung kepada detikramadan usai bersyahadat di Masjid Agung An Nur, Pekanbaru, Jumat (19/7) lalu.

Cepat atau lambat, Untung menyadari keislamannya akan diketahui keluarga. Tapi apapun resikonya, Untung siap menerima.

Saat ini Untung ikut kepada salah satu keluarganya di Pekanbaru, sambil bekerja dan meneruskan sekolah. Dengan bekerja, Untung optimis bisa menamatkan pendidikannya di SMK.

Untung mengaku sangat menyayangi dan mencintai kedua orangtuanya, meski jika pada akhirnya dia harus terbuang dari keluarga yang selama ini bagian dari hidupnya. Sekalipun kedua orangtuanya marah dan tidak lagi peduli, Untung tetap menyayangi mereka, abang, kakak serta adik-adiknya.

''Aku berharap, kelak keluargaku bisa mengikuti langkahku ini. Ya Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kiranya langkahku ini bisa Engkau berkati, Amin,'' harap Untung. ***