SIAK SRI INDRAPURA - Rencana pembangunan jangka panjang yang dicanangkan Bupati Siak, Syamsuar untuk menjaga dan melestarikan budaya di Kota Istana 'diacungi' jempol oleh Direktur Kebudayaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ade F Meliala. Bahkan tim rombongan kebudayaan TMII dari Pekanbaru dan Jakarta tersebut terpukau keindahan Tasik Naga Sakti.

"Ini luar biasa. Banyak orang yang hanya berfikiran jangka pendek soal pengembangan pariwisata, paling lima tahun. Ini tidak, pak Syamsuar berfikir jauh ke depan. Saya salut," kata Ade ketika menggelar pertemuan bersama Bupati Siak di Zamrud Room, Kamis (25/2/2016) malam.

Ade yang telah dua kali ke Siak tersebut mengaku telah berkeliling untuk membuktikan sensasi wisata budaya di Siak. Hasilnya, dia sangat jatuh hati kepada peradaban Siak berserta kebudayaannya yang senantiasa terjaga.

"Siak sangat berpotensi dalam wisata budaya. Kebudayaan Melayu sangat terjaga disini. Saya kagum," ungkapnya lagi.

Sebelumnya, Ade menyimak penjabaran kisah Syamsuar mengenai asal mula Kerajaan Siak yang dibangun pertama kali oleh Raja Kecik pada tahun 1723 silam, hingga pada cerita peninggalan sejarah seperti Istana Siak, Tangsi Belanda, gudang mesiu, sejumlah museum, makam para raja dan sederet peninggalan sejarah lain.

Lanjutnya, Siak juga memiliki sejumlah tasik, hutan alam seperti Cagar Biosfer, Suaka Margasatwa Zamrud dengan danau unik yang punya pulau yang bisa berpindah-pindah.

"Kami sudah mengusulkan kawasan ini menjadi Taman Nasional Zamrud. Mudah-mudahan segera terwujud. Ketika Presiden SBY meresmikan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, kawasan ini sudah diresmikan sebagai Taman Nasional Zamrud. Tapi secara administrasi sampai sekarang belum kelar," katanya.

Lanjut Syamsuar, jika kelak menjadi taman nasional, potensi yang ada di Zamrud bisa digarap maksimal sebagai kawasan ekowisata dan konservasi yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Jika sudah jadi taman nasional, Pemkab Siak pun akan bisa membikin zonasi. Bisa membantu perekonomian masyarakat," imbuhnya.

Lantas ada lagi objek wisata buatan semacam sumur minyak bersejarah di Minas dan Pusat Latihan Gajah (PLG) di Minas yang berdekatan dengan Taman Hutan Raya (Tahura).

"Makanya saya bilang sama banyak orang. Di Siak mau sebentar apa mau lama? Mau sebentar kami punya sumur minyak bersejarah dan PLG tadi. Sangat dekat dengan Pekanbaru," katanya.  

Untuk mengembangkan semua potensi, Pemkab Siak membuat Grand Disain pengembangan kebudayaan Melayu. Ini sengaja dibuat supaya saat berganti pimpinan, rencana pengembangan kebudayaan tadi tidak berubah.

Pembenahan-pembenahan, kata Syamsuar, sudah dilakukan muulai dari restorasi tempat-tempat bersejarah tadi, pembinaan kampung-kampung adat, memasukkan kurikulum kebudayaan melayu di sekolah, hingga pembangunan dan penataan sejumlah museum sudah dilakukan.

"Kami lakukan semuanya berbasis kebudayaan dan sejalan dengan misi Pemprov Riau," katanya. ***