PEKANBARU, GORIAU.COM - Para pengunjung silih berganti memasuki kamar 311 RS Santa Maria, Jumat (31/1/2014) malam. Mereka ingin menjenguk Ustad Joni Erianto yang menjadi korban tabrak lari. Selain mendapatkan lima jahitan di dekat mata, satu jari kaki kanan sang ustad terpaksa diamputasi.

''Tadi siang saya dioperasi untuk memastikan jari kaki saya. Ternyata tak bisa disambung lagi karena hanya tinggal kulit. Jadi kata dokter terpaksa diamputasi,'' kata Ustad Joni di depan pengunjung termasuk GoRiau.com, Jumat malam.

Walaupun dalam kondisi memilukan, namun calon legislatif DPRD Kota Pekanbaru Daerah Pemilihan Tampan dan Payung Sekaki dari Partai Amanat Nasional (PAN) masih bisa bercanda. ''Ini ada hikmahnya. Jari kaki kanan tinggal empat sesuai dengan nomor urut saya. Jika semua jari kaki tinggal sembilan. Artinya tanggal 9 April nanti Nomor Urut 4 akan menang. Insya Allah,'' ujarnya disambut tawa pembezuk.

Peristiwa nahas yang menimpa Ustad Joni terjadi Kamis (30/1/2014) malam sekitar pukul 20.00 WIB di Jalan Raya Sigunggung, Payung Sekaki, Pekanbaru. Ketika itu Ustad Joni yang membonceng istrinya ingin mengantarkan undangan sosialisasi caleg ke keluarganya di Sigunggung. Ustad Joni mengendarai sepedamotor dengan pelan. Namun tiba-tiba sepedamotor lain yang melaju kencang menabrak dari depan. ''Terjadi laga kambing,'' kata Ustad Joni menceritakan peristiwa tersebut.

Akibatnya, Ustad Joni terhempas ke aspal. Untung pakai helm sehingga kepala aman. Tapi bagian muka robek dan kaki luka-luka. Jari kaki kanan terkulai. Mungkin karena terjepit sepedamotor atau tersangkut aspal. Sedangkan istrinya terjatuh, namun hanya luka ringan. ''Saya sadar, namun tak lama kemudian berkunang-kunang,'' kata penceramah Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) itu.

Istri Ustad Joni melarikan suaminya ke klinik terdekat bersama si penabrak. Di sana luka-luka ustad dijahit tanpa bius. Namun pukul 23.00 dilarikan ke UGD RS Santa Maria untuk penanganan lebih lanjut. Sayangnya, si penabrak telah duluan menghilang. Istri Ustad Joni hanya sempat mencatat nomor handphonenya. Sedangkan plat motornya tidak dicatat. ''Sampai sekarang tak tahu siapa penabraknya. HP nya sudah mati. Tapi dia mengaku Satpam dan buru-buru masuk kerja,'' kata Ustad Joni.

Peristiwa tabrak lari ini sudah dilaporkan istri Ustad Joni ke polisi sektor setempat. Pihaknya juga telah melapor ke Asuransi Jasaraharja Putra. ''Kami berharap pelakunya mau ikut bertanggungjawab,'' kata istri Ustad Joni kepada GoRiau.com. (nti)