BENGKALIS, GORIAU.COM - Menghadapi Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Diskop da UMKM) Kabupaten Bengkalis memprioritaskan pengembangan usaha mikro dan kecil bagi masyarakat Negeri Junjungan. Hal itu dilakukan agar masyarakat mampu bersaing di dalam maupun di luar negeri.

Demikian disampaikan Kepala Diskop dan UMKM Kabupaten Bengkalis Tuah Hasrun melalui Sekretaris Jamaluddin. Di era globalisasi perekonomian dunia dan terbukanya pasar bebas akan terjadi dengan dinamis saat MEA sudah berjalan.

"Untuk itulah harus dipandang sebagai peluang bisnis bagi pelaku Koperasi dan UMKM. Karena itu mereka harus mampu meningkatkan kemampuan dan daya saing terhadap produk yang dimiliki." kata Jamal, Rabu (3/6/2015)

Di sisi lain, lanjutnya, pasar bebas di lingkup ASEAN ini juga dapat menjadi ancaman bagi pelaku Koperasi dan UMKM yang tidak mampu beradaptasi dan meningkatkan keunggulan kompetitifnya.

Bagi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Bengkalis, hal ini menjadi tantangan untuk meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM, baik dari sisi kelembagaannya maupun dari sisi produk yang dihasilkan.

''Struktur pelaku usaha di daerah kita hingga saat ini didominasi usaha mikro yang informal. Para pelaku usaha ini memiliki aset, kualitas SDM yang harus selalu dibina dan dikembangkan,'' tambahnya.

Untuk itu, terkait dengan peningkatkan kemampuan dan daya saing, tidak ada kata tidak koperasi dan UMKM Kabupaten Bengkalis harus berpacu dalam beberapa hal. Di antaranya menyangkut peningkatan SDM yang kompeten/human capital, meningkatkan kualitas produk, melakukan efisiensi usaha, meningkatkan kemitraan usaha.

Sementara peran pemerintah kata Jamal, lebih diarahkan untuk memfasilitiasi antara lain mempermudah perijinan, fasilitasi akses bahan baku, teknologi dan informasi,

"Kita secara bertahap juga memberikan bantuan teknis berupa pelatihan, pendampingan, advokasi, sekaligus menciptakan iklim yang kondusif untuk menjalankan usaha lokal," sebut Jamal

Lebih lanjut dia mengungkapkan dalam menghadapi MEA, koperasi harus memperkuat ideologi koperasi kepada anggota. Tak kalah penting dari itu adalah memperjelas visi dan misi koperasi.

Penguatan visi dan misi tersebut, menurutnya, harus dibarengi dengan penguatan kelembagaan koperasi sebagai entitas bisnis modern. Dibarengi juga dengan membangun kultur kreatif, inovatif dan nilai tambah dalam kerangka meningkatkan daya saing koperasi.

"Hal lain yang tidak bisa diabaikan adalah menerapkan nilai-nilai dan prinsip koperasi sejati, memberikan nilai tambah yang luar biasa pada anggota sehingga membangun loyalitas, komitmen anggota terhadap koperasi, dan yang terakhir memperkuat jaringan kemitraan koperasi dengan stake holders," tutup mantan Camat Bantan ini.(ail)