PEKANBARU, GORIAU.COM - Anggota DPD RI Abdul Gaffar Usman dan Rosti Uli Purba mengapresiasi kehadiran Rumah Benih Intan Tani untuk menjawab kebutuhan bibit bidang pertanian bagi petani. Menurut mereka, banyak petani di Kampar yang menggeluti bidang pertanian berkat dorongan pemkab Kampar namun masih banyak yang belum bisa menciptakan bibit yang sesuai dengan kondisi alam di kabupaten Kampar.

Hal itu dikatakan Abdul Gaffar Usman pada hari Jumat (20/3) pada saat peresmian rumah benih intan tani di Desa Kemang Indah Kabupaten Kampar.

''Berkat arahan bupatinya telah menjadi sentra pertanian terpadu dalam beberapa tahun belakangan ini. Untuk menjawab kebutuhan pasar bibit di Kampar atau Riau, kita sangat mengapresiasi kehadiran rumah benih intan tani ini. kita yakin, usaha rumah benih intan tani ini juga ikut mendorong kegiatan pertanian di Kabupaten Kampar nantinya,'' ujar Gaffar Usman.

Senada dengan Gaffar Usman, Anggota DPD RI dapil Riau, Rosti Uli Purba menyatakan bahwa diharapkan dengan kehadiran rumah benih intan tani ini semoga dapat menghadirkan bibit yang berkualitas. Bibit menurutnya merupakan tonggak penting dalam pertanian, jika bibit yang dikembangkan tidak bagus tentu apapun usaha yang dilakukan maka produksi maksimal tidak akan tercapai.

''Banyak petani yang memiliki semangat, namun kurang menguasai ilmu pertanian. Semoga rumah benih intan inii dapat menghadirkan bibit yang berkualitas nantinya"tambah Rosti Uli Purba.

Staf Ahli Bupati Kampar bidang Ekonomi, Ali Jabar menambahkan bahwa Kampar sekarang ini telah menjadi sentra pertanian terpadu di Riau. Dia meyakini bahwa ke depannya Kampar dapat menopang kebutuhan bahan baku pertanian untuk Riau dan beberapa provinsi tetangga.

Kepala Rumah Benih Intan Tani, Syaiful Anwar, saat ditemui usai acara menyatakan bahwa Rumah benih intan tani pada tahun 2014 menargetkan produksi bibit sebesar 40.000 bibit pertahun, namun karena besarnya permintaan dari konsumen akhirnya pada awal tahun 2015 memperbesar skala produksi hingga 150.000 produksi bibit per tahunnya.

''Kita sangat yakin angka 150.000 itu akan terealisasi. Bahkan bisa jadi akan lebih karena kebutuhan bibit itu akan terus meningkat dan berkesinambungan,'' ujarnya. (rls)