SELATPANJANG, GORIAU.COM - Di Kepulauan Meranti telah dibuktikan bahwa tumbuhan liar yang hidup di rawa yang bernama Nipah sangat produktif. Selain buahnya yang memiliki cita rasa yang sangat enak dan segar, dari tandan buahnya juga bisa didapatkan nira yang bisa diolah menjadi sirup dan gula merah.

Pembuatan sirup dan gula merah itu telah dilakukan oleh salah seorang warga Desa Alai Selatan, bernama Hamdan. Hamdan yang juga merupakan asisten lapangan PT First Flower di Kepulauan Meranti telah melakukan penelitian terhadap pohon nipah untuk diolah menjadi sirup dan gula merah. Alhasil, terbukti pohon yang hidup di perairan laut itu sangat menghasilkan dan Meranti berpeluang menjadi produsen gula merah dan sirup nipah.

Ditemui di Selatpanjang beberapa waktu lalu, Hamdan mengaku sedang melakukan penelitian sebelum PT First Flower benar-benar membangun perusahaan di Kepulauan Meranti yang bergerak dalam bidang pengolahan nipah.

Saat ini, Pemda telah menyiapkan dan memberikan izin Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (IPHHBK) kepada PT First Flower, lahan seluas 8.000 Hektar.

"Kita telah buktikan bahwa pohon nipah sangat produkti. Kepulauan Meranti siap jadi produsen gula nira nipah (gula merah) dan sirup nipah," kata Hamdan waktu itu.

Kemudian, ketika ditanya tentang cara pengolahan nipah sehingga menjadi sirup dan gula merah, Hamdan langsung berbagi ilmu.

Menurut tokoh masyarakat Meranti itu, proses pembuatan ini dimulai dengan pembersihan tangkai (tandan) buah nipah. Kemudian dilakukan penggoyangan tangkai selama tiga minggu.

"Setelah ada tanda nira nipah mulai keluar, tangkai tadi langsung dipotong dan niranya ditampung mengunakan plastik," kata Hamdan.

Nira nipah berbentuk cairan berwarna putih keruh itu bisa dipanen 2 kali dalam sehari (siang dan sore). Setelah itu, tandan nipai kembali dipotong pada keesokan harinya untuk menormalkan pori-pori tangkai buah, dan ditampung kembali. Untuk satu tandan buah nipah ini bisa gunakan selama 2 hingga 3 bulan tergantung besar dan panjangnya tandan. Sedangkan hasil nira berkisar antara 500-1000 ml (1 liter).

Apabila nira nipah ini sudah dipindahkan dari penampungan awal ke wadah yang lebih besar, kurang dari 3 jam nira tersebut harus sudah dimasak (dipanaskan) menggunakan tunggu, sebab kalau tidak nira nipah ini akan basi.

Saat dimasak, kata Hamdan, jika penyusutan nira nipah mencapai 50 persen maka nira itu bisa dijadikan sirup. Jika nira nipah ini susut hingga 70 persen, maka bisa dijadikan gula cair. Kemudian, ditambahkan Hamdan pula, jika nira nipah susut hingga 85 persen saat dimasak, maka bisa dijadikan gula merah.

"Semoga apa yang kita hasilkan ini bisa terus meningkat kedepannya. Sehingga Meranti akan menjadi daerah penghasil gura merah yang terbuat dari nipah," kata Hamdan lagi.(zal)