JAKARTA - Iran meluncurkan sekitar 200 drone dan rudal ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam.

Serangan itu merupakan balasan pertama yang dilakukan Iran secara langsung setelah pada 1 April lalu pesawat tempur Israel mengebom kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah.

Dikutip dari Tempo.co, serangan itu memicu sirene berbunyi di penjuru Negeri Bintang Daud pada Ahad pagi (14/4/2024), ketika militer Israel berupaya mencegat proyektil Iran.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengonfirmasi serangan Iran ini pada Sabtu pukul 23.00 dengan menyebut serangan yang telah diantisipasi selama beberapa hari, telah dimulai. Hagari mengatakan Iran menembakkan rudal ke Israel, sementara “banyak” jet tempur berada di langit untuk menangkis serangan Teheran.

Times of Israel melaporkan, suara sirene mulai terdengar di Israel selatan sekitar pukul 01.42 dini hari, sebelum meluas ke sebagian besar wilayah Israel. Ledakan keras dilaporkan terdengar di utara dan selatan, serta di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki, tepatnya beberapa kota di bagian utara.

Pihak berwenang mengatakan seorang anak perempuan 7 tahun terluka parah. Layanan ambulans Magen David Adom mengatakan petugas medisnya sedang merawat seorang anak perempuan di Israel selatan yang terluka akibat pecahan peluru setelah pesawat tak berawak Iran dicegat di wilayah tersebut.

Anak perempuan yang berasal dari kota Badui dekat Arad itu, lalu dibawa ke Rumah Sakit Soroka di Beersheba, di mana dia dinyatakan berada dalam kondisi serius.

Hagari seperti dikutip Times of Israel mengatakan salvo Iran sejauh ini berjumlah lebih dari 200 drone dan rudal. Serangan balasan Iran ini, telah menyebabkan kerusakan ringan pada satu fasilitas militer IDF. Dia memastikan pertempuran belum berakhir, dan pasukan Israel masih mencegat ancaman yang datang.

Iran telah mengakui serangan tersebut, menurut pengumuman dari kantor hubungan masyarakat Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) pada Sabtu.

“Pasukan Dirgantara IRGC meluncurkan puluhan rudal dan drone ke sasaran tertentu di dalam wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas berbagai kejahatan rezim Zionis, termasuk serangan udara yang menargetkan misi diplomatik Iran di Damaskus pada tanggal 1 April,” kata IRGC, seperti dikutip kantor berita Tasnim. 

Iran telah bersumpah akan melakukan pembalasan setelah 1 April, ketika pesawat tempur Israel diduga mengebom kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah dan menewaskan tujuh petugas militer IRGC termasuk dua komandan senior. Israel tidak membenarkan atau membantah bertanggung jawab atas serangan konsulat tersebut.

Pesawat-pesawat tempur Amerika Serikat dan Inggris terlibat dalam upaya menembak jatuh beberapa drone menuju Israel di wilayah perbatasan Irak-Suriah, media Israel Channel 12 melaporkan. Tiga pejabat AS mengatakan militer AS telah menembak jatuh drone tanpa menyebutkan berapa jumlahnya.

IRGC dalam sebuah pernyataan telah memperingatkan AS dan Israel bahwa segala ancaman terhadap kepentingan Iran yang berasal dari negara mana pun akan mendapat “proporsional”.

“Amerika Serikat bertanggung jawab atas tindakan jahat rezim Zionis dan jika gagal mengekang rezim pembunuhan anak itu di kawasan, maka Amerika harus menerima konsekuensinya,” kata IRGC, dikutip oleh Tasnim. Sedangkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan Iran. Dia mengatakan sangat khawatir tentang bahaya nyata dari eskalasi yang merusak di seluruh kawasan.***