SELATPANJANG, GORIAU.COM - Pembangunan pada periode pertama Kabupaten Kepulauan Meranti, belum merata hingga ke desa-desa yang ada. Contohnya antara Desa Sokop dengan Desa Beting Kecamatan Rangsang Pesisir, ada jalan sepanjang 3 KM yang tak kunjung dibangun, padahal jalan itu bisa membuka isolir antara Rangsang Pesisir dengan Ibukota Kabupaten, Selatpanjang.


Dari peta Kepulauan Meranti, di Pulau Rangsang, terlihat jelas beberapa akses antar desa. Namun, akses tiba-tiba terputus antara Desa Sokop dengan Desa Beting.
Akses antar dua desa ini sangat diharapkan bisa dibangun. Pasalnya, jika akses tersebut bisa dilewati kendaraan bermotor, maka masyarakat Pulau Rangsang akan mudah pulang pergi ke Selatpanjang, melalui Dorak.
Dari peta itu juga, terlihat desa terjauh di Pulau Rangsang, yaitu Desa Tanjung Medang, Desa Tanjung Bakai, Desa Tanjung Samak, Desa Citra Damai, Desa Gayung Kiri, bisa pergi ke Desa Teluk Samak sudah bisa dilewati.
Dari Teluk Samak bisa sampai ke Desa Gemala Sari, dilanjutkan ke Desa Penyagon. Dari Desa Penyagon, bisa dilanjutkan ke Desa Repan, kemudian ke Desa Tebon dan Desa Sokop. Desa Tanjung Kedabu juga bisa ke Desa Sokop.
Tiba di Sokop ini, jalanan terputus. Jika jalan yang jaraknya hanya sekitar 3 KM ke Desa Beting, maka akses masyarakat terluar bisa ke Selatpanjang, menggunakan sepeda motor (jalur darat) dengan sekali menyeberangi menggunakan kempang.
Dari Desa Beting ke Dorak, sudah ada transportasi penyeberangan yaitu kempang.
Kepala Desa Beting, Sutarno, ketika ditemui, Rabu (19/8/2015) mengatakan, memang ada jalan setapak antara Desa Sokop dengan Desa Beting. Namun, jalan itu tidak bisa dilewati untuk aktivitas masyarakat.
Berkali-kali pula Sutarno mengaku telah mengajukan agar jalan sepanjang 3 KM itu bisa dibangun. Agar, masyarakat dari Tanjung Medang bisa ke Selatpanjang menggunakan sepeda motor dan menyeberangi menggunakan kempang.
"Kalau sudah nyambung jalan itu, akan mempermudah akses masyarakat ke kota. Tentu akan mengiritkan biaya," kata Sutarno.
"Selain itu, kalau jalan itu tersambung, maka anak sekolah akan mudah pulang pergi ke Selatpanjang tanpa harus kos. Kalau saat ini biaya yang dikeluarkan orang tua masih tinggi, karena harus bayar kos dan biaya hidup lainnya di Selatpanjang. Kalau jalan itu nyambung, kan tak perlu kos di Selatpanjang," tambah Sutarno.(zal)