BANGKOK, GORIAU.COM - Saat dunia masih heboh gara-gara insiden kacang yang bikin Korean Air putar balik di Amerika Serikat, kini giliran Maskapai murah Air Asia mengalami kejadian serupa.

Begini ceritanya. Penerbangan nomor FD 9101 rute Bangkok, Thailand menuju Nanjing, di China awalnya berjalan normal. Pukul 17.55 waktu setempat, pesawat berisi 174 penumpang itu sudah sukses tinggal landas.

Mendadak, ketika baru beberapa menit ada di udara, pilot minta izin putar balik pada otoritas Bandara Don Muang. Gara-garanya ada pasangan turis asal China yang secara kasar menyakiti pramugari.

Laporan dari saksi mata, turis wanita yang jadi pelaku utama mulanya tidak terima duduk terpisah dari teman lelakinya. Seorang pramugari yang mencoba memberi penjelasan justru diserang oleh sepasang kekasih tersebut. Keributan tambah parah karena dua turis lain ikut mengamuk.

"Penumpang yang tidak puas itu lantas menyiram pramugari kami dengan air panas," tulis pernyataan pers AirAsia, seperti dilansir Stasiun Televisi Channel News Asia, Sabtu (13/12).

Mendapat laporan situasi perjalanan tidak kondusif, pilot memutuskan kembali ke bandara, menurunkan keempat turis yang bikin onar. Pesawat berangkat kembali ke China hari itu juga. Tidak dijelaskan apakah penumpang lainnya mendapat kompensasi karena jadwal terbang mereka berubah beberapa jam.

Pramugari yang disiram air panas dikabarkan mendapat perawatan, dan kini kondisinya baik-baik saja.

Keempat turis tidak disebut namanya itu segera akan dideportasi dan diberi denda ratusan ribu baht.

Turis China, seiring pesatnya perkembangan ekonomi negaranya 10 tahun terakhir, adalah salah satu pendorong industri pariwisata dunia. Namun, karena kebanyakan orang kaya baru (OKB) kelakuan mereka saat melancong kerap menimbulkan masalah. Pemerintah China sampai melansir imbauan agar warganya jaga sikap di negeri orang, agar tak mencoreng nama baok bangsa.

Selain insiden di Thailand ini, pada 2013 tercatat banyak wisatawan asal Negeri Tirai Bambu merusak cagar alam atau monumen bersejarah. Salah satunya adalah kelakuan pelajar China yang mencoret monumen di Mesir.***