PEKANBARU – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Pekanbaru, Zulfahmi Adrian mengakui sampai saat ini masih melakukan karantina terhadap para pengungsi Rohingya yang datang ke Pekanbaru pada 18 Mei 2022. Karantina ini dilakukan karena pengungsi belum bisa memahami bahasa Indonesia dan Inggris, tidak mengerti budaya dan norma di Kota Pekanbaru serta lokasi berbagai fasilitas umum.

"Jadi kita lakukan karantina lebih dulu untuk sosialisasi kepada mereka. Karena mereka inikan baru pertama kali ini datang ke Pekanbaru, belum tahu apa-apa," ujarnya, Senin (13/6/2022).

Ia menjelaskan, karantina dan sosialisasi juga dilakukan karena sebelumnya ada pengungsi yang melarikan diri. Maka dari itu, sebelum diberikan kebebasan, Kesbangpol Pekanbaru akan melakukan koordinasi bersama Satgas Pelaku Perjapanan Luar Negeri (PPLN).

"Mereka sebenarnya sudah bisa kita berikan kebebasan seperti pengungsi lain. Mereka bisa keluar dari jam 6 pagi sampai jam 10 malam. Tetapi ini kita rapatkan dulu ke Satgas, jangan nanti begitu kita bolehkan mereka keluar malah kabur," jelasnya.

Sementara itu, terkait isu bahwa selama karantina para pengungsi tidak dapat saling berkomunikasi, Zulfahmi membantah. Menurutnya, Pemko Pekanbaru sama sekali tidak melarang pengungsi untuk berinteraksi.

"Tidak ada larangan. Kemudian untuk karantina ini, kita rencanakan sekitar 2 sampai 3 hari kedepan, sudah bisa dibebaskan. Tentu setelah kita rapat bersama Satgas," pungkasnya. ***