DURI, GORIAU.COM - Bencana kabut asap yang terjadi di Provinsi Riau, khususnya di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan, seperti ISPA, iritasi mata, iritasi kulit, asma dan pneumonia. Tapi berdampak pada segi ekonomi usaha kecil menengah.

Contohnya saja, kabut asap mampu membuat pedagang cappucino cincau (capcin) di Kecamatan Mandau 'sesak nafas'. Artinya penjualan sehari-hari pedagang capcin menurun tajam, hingga 3 kali lipatnya. Capcin bukan hanya sekedar minuman, tapi lokasi penjualannya pun disukai remaja hingga dewasa sebagai tempat nongkrong.

"Gara-gara kabut asap penjualan menurun, biasanya anak sekolah (remaja, red) suka duduk-duduk selepas pulang sekolah. Bahkan pekerja perusahaan, seperti buruh tidak jarang nongkrong disini," ujar Febi salah satu pedagang capcin didekat Lapangan Angsana, Simpang Rangau, Kelurahan Pematang Pudu kepada GoRiau.com, Sabtu (19/9/2015).

Penghasilan bersih dirinya selama kabut asap, per hari hanya mencapai Rp100 ribu. Kalau mujur, dirinya bisa membawa pulang uang keuntungan bersih hasil penjualan Rp150 ribu per hari.

"Biasanya per hari Rp300 ribu sampai Rp350 ribu. Itu kalau tak kabut asap. Ini saya buka dari pagi sampai malam, cuman bisa bawa pulang keuntungan bersih Rp100 ribu setiap harinya. Ya sekarang ini bagaimana bertahan saja lagi, hingga kabut asap tidak ada lagi," katanya.(ric)