JAKARTA - Ketika banyak perguruan tinggi negeri (PTN) di Tanah Air menaikkan uang kuliah tunggal (UKT) mahasiswa, bahkan ada yang kenaikannya tiga kali lipat, sejumlah PTN memutuskan tak menaikkan UKT.

Pimpinan sejumlah PTN tersebut memutuskan tidak menaikkan UKT karena menyadari kondisi ekonomi masyarakat baru mulai pulih pasca pandemi Covid-19. Mereka menilai sangat tidak tepat menaikkan UKT saat ini.

Dikutip dari Tempo.co, berikut tujuh PTN yang tidak menaikkan UKT mahasiswanya tahun ini:

1. Universitas Andalas Sumatera Barat

Universitas Andalas (Unand) memastikan tidak ada kenaikan UKT untuk tahun ajaran baru 2024-2025.

"Unand telah memutuskan tidak ada kenaikan uang kuliah tunggal," kata Rektor Unand Efa Yonnedi, usai pengukuhan enam guru besar Fakultas Teknik Unand di Padang.

Unand menyediakan skema pembayaran UKT level 1 Rp500 ribu dan level 2 Rp1 juta, dengan tertinggi Rp2,7 juta hingga Rp3 juta.

Efa Yonnedi yang merupakan mantan konsultan Bank Dunia itu menegaskan, bahwa UKT di Unand tetap mengikuti ketentuan sebelumnya. Mahasiswa baru tahun ajaran 2024-2025 yang masuk lewat jalur prestasi maupun seleksi berbasis tes tidak akan dikenai tambahan atau kenaikan UKT.

Unand yang memiliki 56 program studi, telah menyiapkan skema pembayaran UKT level satu dan dua.

2. Universitas Airlangga (Unair)

Universitas Airlangga (Unair) juga tidak menaikkan UKT tahun ini. Direktur Keuangan Unair, Ardianto, menegaskan bahwa UKT 2024 tetap sama.

Unair mendapatkan pemasukan 50 persen dari UKT mahasiswa dan 50 persen dari dana hibah kementerian, kerja sama, APBN untuk gaji, dan usaha milik Unair.

Ardianto menyatakan, Unair berprinsip agar tidak ada mahasiswa yang terhambat studi karena masalah ekonomi.

3. Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) pun tidak menaikkan UKT tahun ini. Rektor Unesa, Nurhasan, menyebut menaikkan UKT tidak tepat karena ekonomi baru pulih dari pandemi.

"Komitmen kami adalah memberikan layanan pendidikan berkualitas tanpa kenaikan UKT," jelasnya.

Unesa mengoptimalkan pengelolaan aset sebagai sumber pendapatan dan memberikan UKT terendah serta jalur prestasi bagi mahasiswa kurang mampu. UKT di Unesa terbagi menjadi 10 golongan, dari Rp 500 ribu hingga Rp9 juta, tergantung prodi.

4. Universitas Hasanuddin (Unhas)

Rektor Unhas, Jamaluddin, memastikan tidak ada kenaikan UKT, hanya penambahan kelompok UKT dari delapan menjadi sembilan.

"Perubahan ini karena kelompok I yang sebelumnya gratis dihapus sesuai aturan Kementerian Diktiristek," ujarnya.

Besaran UKT ditetapkan sesuai kondisi ekonomi mahasiswa untuk memastikan mereka tidak putus kuliah karena biaya.

5. Universitas Terbuka (UT)

Universitas Terbuka atau UT, yang kini berstatus PTNBH, juga tidak menaikkan UKT. Rektor UT, Ojat Darojat, menyatakan, UT tidak menerapkan biaya UKT yang mahal.

Dengan 90 persen pendanaan dari mahasiswa, Ojat memastikan UKT tetap terjangkau, maksimal sekitar Rp3 juta untuk sarjana atau diploma, atau Rp35 ribu per SKS.

6. Universitas Padjadjaran (Unpad)

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad, Arief S Kartasasmita, menyampaikan, tidak ada kenaikan UKT tahun 2024.

Unpad menetapkan UKT berdasarkan prinsip keadilan dan kemampuan orang tua, serta melakukan efisiensi agar kualitas pendidikan tetap terjaga tanpa menaikkan biaya.

7. Universitas Syiah Kuala (USK)

USK juga mempertahankan UKT seperti tahun sebelumnya. Rektor USK, Marwan, mengatakan, UKT tetap sama mempertimbangkan kondisi ekonomi mahasiswa, khususnya dari Aceh.

USK bahkan menurunkan UKT untuk mahasiswa baru sebesar 5-31% dan sekitar 45% mahasiswa USK menerima beasiswa atau UKT terendah.***9