PEKANBARU- Keseriusan Pemerintah Provinsi Riau dalam mengembangkan Pariwisata dengan basis kebudayaan dan ekonomi kreatif, tampaknya tidak main-main. Dimana sejarah Melayu Riau akan kembali dirangkum dalam berbagai bentuk sebagai arsip tetap dan akan menjadi bahan promosi ke manca negara.

Selama ini Provinsi Riau dianggap masih bergantung pada dunia migas dan perkebunan. Namun dengan keadaan ekonomi yang tak kunjung membaik, serta berkurangnya lahan perkebunan saat ini, membuat Pemerintah Provinsi Riau harus berubah haluan ke sektor Pariwisata.

Dengan slogan The Homeland Of Melayu, Provinsi Riau sudah memulai untuk mengembangkan seluruh kebudayaan melayu dari berbagai sektor, baik objek wisata, seni budaya dan ekonomi kreatif yang saat ini baru mulai digalakkan.

Guna membuat sejarah keberadaan dan kejayaan Melayu di Riau, maka Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Riau, memandang perlu meminta tunjuk ajar dan doa restu dari para tokoh-tokoh melayu termasuk dari Lembaga Adat Melayu (LAM), Jumat (22/01/2016).

Dalam kunjungan ke Kantor LAM Kadisparekraf Riau Fahmizal Usman didampingi KUPT Ekonomi Kreatif Dandun Wibawa serta Kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Bandar Serai Ali Haji Oka Ipul Siamitra.

Kepada GoRiau.com, Fahmizal Usman menjelaskan, tujuan utamanya adalah, bagiamana kebudayaan Melayu Riau ini bisa kembali muncul kepermukaan. "Selama ini kita bicara orang melayu, suku melayu dan lain sebagainya, namun kita belum semuanya tahu sejarah Melayu Riau itu seperti apa. Mudah-mudahan dengan kita buat sejarah lengkap nantinya bisa dinikmati anak cucu kita, supaya generasi penerus kita juga tidak lupa akan sejarah," jelasnya.

Usai memaparkan seluruh agenda dalam membuat sejarah Melayu Riau dari Disparekraf Riau, Ketua LAM dan para pengurus LAM Riau, menyambut baik dengan ide ataupun cita-cita pihak pemerintah tersebut. "Kami sangat bersyukur, karena pemerintah ternyata masih komitmen dan peduli dengan Melayu. Dibuktikan dengan ide-ide kreatifnya, maka kita sebagai sesepuh Melayu akan mengupayakan supaya keinginan kita bersama ini bisa terlaksana," tukas Al Azhar.

Diharapkan dengan adanya sejarah tersebut masayarakat baik di Riau maupun para wisatawan luar negeri dapat memahami awal dan asal muasal melayu. Menurut KUPT Ekonomi Kreatif Dandun Wibawa, dalam pelaksanaanya nanti sejarah tersebut bisa dibuat dengan bentuk buku, film dokumenter maupun arsip-arsip lainya. ***