PASIR PANGARAIAN, GORIAU.COM - Luhak Kepenuhan di Rokan Hulu, Riau punya tradisi tersendiri dalam merayakan hari kemenangan, Idul Fitri. Selain bersalam-salaman seperti halnya yang dilakukan umat muslim seluruh dunia, di daerah ini, Idul Fitri juga digelar dengan cara adat Luhak Kepenuhan. Menurut informasi, menghidupkan perayaan Idul Fitri secara adat ini sudah dilakukan turun temurun.

''Perayaan lebaran ini dikenal dengan nama 'Lebaran Ko Dyo' secara adat, ini merupakan perayaan adat di Luhak Kepenuhan Negeri Beradat (bersih, elok, elok, ramah, agamis, dinamis, akademis, terpimpin),'' ujar Ketua Panitia Pelaksana H Junizar SSos yang juga Sekretaris Kecamatan Kepenuhan.

Untuk tahun ini, perayaan lebaran secara adat dilaksanakan Sabtu, 2 Agustus 2014 bertempat di balai adat Luhak. Perayaan ini juga dirangkai dengan halal bi halal dan kegiatan ini sudah berlangsung secara turun temurun dari masa ke masa ''adat yang tak lekang oleh panas dan tak lapuk karna hujan''.

Hadir dalam acara seluruh pucuk, tungkek, induk, mato-mato, buah poik, anak kemenakan, bundo kandung suku nan sepuluh di Luhak Kepenuhan yang terdiri dari suku bangsawan, suku anak ajo-ajo, suku nan soatuih, suku melayu, suku kandang kopuh, suku moniliang, suku pungkuik, suku kuti, suku ampu, suku mais, imam nan ompek, dubalang nan ompek, dt Pordano motoi, dt Saudagar ajo, alim ulama, tokoh pemerintahan, para mahasiswa Luhak Kepenuhan seluruh indonesia, para undangan dan masyarakat pada umumnya, terkhusus lagi para kaum famili yang datang dari perantauan.

Lebih lanjut Junizar mengungkapkan bahwa, beberapa agenda acara yang dilaksanakan adalah pembukaan acara yang dilakukan dengan tari persembahan, pembacaan gema wahyu Ilahi, sambutan ketua panitia, sambutan dari anak kemenakan, sambutan dt. Bondaro Sakti Bakhtiar AH. Acara serta dilanjutkan dengan kesenian gong untuk mengiringi pencak silat, namun sebelum itu semua, terlebih dahulu dilangsungkan penaikan tunggul-tunggul dan bendera suku nam sepuluh secara bergilir sambil dibacakan sejarah dari bendera atau tunggul adat masing-masing suku di Luhak Kepenuhan Negeri Beradat, selanjutnya acara halal bi halal dan saling bermaafan dari keselurahan yang hadir.

Salah seorang anak kemenakan Luhak Kepenuhan yakni Zailendra yang juga alumni mahasiswa UIN Suska Riau, mengungkapkan bahwa sebagai anak kemenakan sesuai dengan potatah potitih Luhak Kepenuhan yakni ''olun diimbau olah datang olun di suuh olah poi'' ( belum dipanggil sudah datang, belum disuruh atau diperintahkan sudah pergi), dirinya sangat bangga dengan adat Luhak Kepenuhan yang terus berkembang secara dinamis.

''Budaya ini memjadi pogang pakai (pedoman) kita dalam menata dan menatap jauh kedepan degan nilai adat yang terus tumbuh dan berkembang serta membudaya dalam perkembangan zaman yang terus berubah, namun adat Luhak Kepenuhan Negeri Beradat masih eksis dan berwibawa sebagai kekuatan khusus bagi kami anak kemenakan,'' ujarnya.

''Alhamdulillah dengan semangat adat yang terus mengalir, kami anak kemenakan bersama Mamak Sutan Kayo Muah selama setahun ini telah pula membuat website dengan nama www.luhakkepenuhan.com, yang saat ini dalam proses perpanjangan domain untuk beberapa tahun kedepan, sampai saat ini sudah ada 9856 pengunjung, sebagai upaya kita dalam melestarikan dan mengkomunikasikan dan mempublikasikan adat Luhak Kepenuhan Negeri BERADAT, semoga saja dapat dijadikan pedoman dalam menumbuhkembangkan adat, sehingga adat ini tidak hilang ditelan dengan gemerlapnya zaman, ''hilang di cai, tokolamun di kokeh,'' ungkap Zai Bokar, panggilan akrab Zailendra.

Selain menghidupkan kembali tradiri adat Kepenuhan, berbagai upaya melestarikan adat juga dilakukan dengan melakukan berbagai bentuk seperti penggalangan dana dan penerbitan buku sejarah dan adat Kepenuhan.

''Dan wujud dukungan terhadap adat ini, semenjak tahun 2011 sampai sekarang atas gagasan bersama telah pula disepakaki anggaran Rp 100 juta pertahunnya untuk masing-masing luhak dan limo di Kab Rokan Hulu, dan Rp 50 juta pertahun untuk LKA per kecamatannya serta telah pula melahirkan Perda tentang LAM Kabuaten Rokan Huku,'' ungkap Ismail Hamkaz yang juga pernah sebagai sekretaris Pansus Ranperda tentang LAM Kab Rohul

Dijelaskan Ismail Hamkaz, khusus untuk Luhak Kepenuhan juga sudah diterbitkan 3 buah buku yakni pertama, sejarah dan adat istiadat masyarakat Luhak Kepenuhan karangan Ismail Hamkaz, kedua: Potatah Potith Luhak Kepenuhan yang dilengkapi dengan ayat Alquran dan Hadist nabi karangan Ismail Hamkaz, serta ketiga Luhak Kepenuhan Negeri BERADAT, karangan Ismail Hamkaz dan Khoirul Fahmi. (rls/her)