PEKANBARU - Riau kehilangan satu lagi putra terbaiknya. H Radja Roesli BA, Ketua Legiun Veteran RI Wilayah Riau yang juga mantan Walikota Pekanbaru 1968 - 1970 dan terkenal sebagai sosok pejuang yang kokoh dalam pendirian itu, meninggal dunia, Rabu (22/1/2014) di Rumah Sakit Ibnu Sina yang didirikannya. Pria kelahiran Lubuk Jambi, Kuantan Singingi, 16 Mei 1926 itu meninggal karena penyakit paru-paru yang dideritanya sejak lama.

Berikut perjalanan singkat Radja Roesli yang juga pembuat tata ruang kota Pekanbaru yang sampai saat digunakan oleh Pemko Pekanbaru, yang dihimpun wartawan GoRiau.com dari keluarga, kerabat dan berbagai sumber.

Radja Roesli lahir di sebuah desa yang cukup terkenal di Kuantan Singingi, Lubuk Jambi, pada 16 Mei 1926. Dari desa yang indah dengan kehidupan masyarakatnya yang sebagian besar petani dan selalu memegang teguh adat istiadat, Radja Roesli tumbuh menjadi seorang bocah yang juga hidup berprinsip dan memegang teguh ajaran agama Islam.

Ayahnya, H Radja Soeleman dikenal sebagai ulama dan menyandang gelar ninik mamak dengan gelar Datuk Poeti Bongsu atau lebih dikenal dengan sebutan Ongku Kali karena beliau pernah menjadi Qadhi Kenegarian Lubuk Jambi.

Ayahnya adalah pemeluk agama yang taat serta sempat menempuh pendidikan di Thawalib Padang Panjang, 1924 - 1926. Sementera ibunya Hj Poeti Djolimah hanya seorang ibu rumah tangga yang tak sempat mengenyam pendidikan.

Radja Roesli menempuh pendidikan di Sekolah Desa (3 tahun) di Lubuk Jambi serta sekolah sore di Ibtidaiyah Muhammadiyah. Pada tahun 1938, Radja Roesli masuk ke Schakel Klas Holland Inladse School (HIS) Muhammadiyah di Padang Panjang, Sumatera Barat, namun pada tahun 1942, saat duduk di kelas 7, sempat terputus karena pecahnya perang dunia kedua dan dinyatakan tamat Nood Verklaring (surat keterangan sebagai ijazah darurat).

Namun pada tahun 1943 Radja Roesli kembali sekolah di Rensei Gaku In (Sekolah Menengah untuk calon pegawai negeri di zaman Jepang) di Pekanbaru dan jelang kemerdekaan tahun 1945, dia diangkat menjadi pegawai negeri di Kantor Residen Riau (Riau Syu Choukun) di Pekanbaru 1 Januari 1945 dan 1 Juli 1945 pindah ke Kantor Wedana (Gunchu) di Taluk Kuantan.

Meski sudah diangkat menjadi pegawai, namun Radja Roesli adalah anak desa di Riau yang berkeinginan besar dalam dunia pendidikan. Dan itu dibuktikan dengan kembali sekolah, di SMP Pertama di Pekanbaru yang merupakan SMP pertama di Riau.

Dan setahun kemudian Radja Roesli juga kembali kuliah di Akademi Pamong Praja dan Administrasi di Bukittinggi, Sumatera Barat yang saat itu merupakan akademi tempat berkumpulnya para calon pegawai di delapan keresidenan di Sumatera.

Namun saat menempuh sekolah ini, Radja Roesli yang memang ditempa dengan kerasnya perjuangan, akhirnya meninggalkan bangku sekolah karena terpanggil untuk berjuang bersama rakyat Indonesia lainnya.

Dan pada 1 Januari 1949, Radja Roesli pun bergabung dengan Pemerintah Darurat RI untuk melawan tentara Belanda dan dipercaya sebagai salah seorang anggota Tim Pemerintah RI yang menerima penyerahan kekuasaan dari Pemerintah Hindia Belanda di Kabupaten Indragiri (Desember 1949). Dan sejak itu tercatatlah dia sebagai Asisten Wedana diperbantukan pada Bupati Indragiri Hilir di Rengat terhitung 1 Januari 1950.

Namun pada tahun 1952, Radja Roesli mendapat tugas belajar di Universitas Gajahmada Yogyakarta hingga lulus tahun 1956 dengan gelar Baccaleaureat (BA), lalu ditempatkan di Kantor Gubernur Sumatera Tengah di Bukittinggi, hingga akhirnya 1 Oktober 1956 dipindah menjadi Asisten Wedana Kepala Kecamatan Kuantan Tengah dan dua tahun kemudian diangkat menjadi Wedana Koordinator Kuantan Singingi dengan wilayah kekuasaan Kabupaten Kuansing sekarang.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/23012014/raja1jpg-655.jpgH Radja Roesli, istri Hj Rusyda bersama putra dan putri.

Sebagai pegawai negeri yang siap ditempatkan dimana saja, Radja Roesli memang tidak pernah menolak ditugaskan dimana saja. Bahkan dia juga sempat bertugas di Kantor Keresidenan Riau di Tanjungpinang dan kembali lagi ke Kantor Gubernur Riau di Pekanbaru hingga akhirnya mendapat tugas belajar ke Wayne State University di Detroit, Michigan, Amerika Serikat pada tahun 1962.

Dan sekembalinya dari Amerika Serikat, Radja Roesli juga sempat menjadi Sekretaris Kota Pekanbaru tahun 1963 lalu menjadi Patih Kabupaten Bengkalis 1966.

Dan tahun 1968 - 1970, Radja Roesli terpilih sebagai Walikota Pekanbaru, namun tugas ini tidak berjalan baik karena sikapnya yang keras dan selalu memegang teguh sumpah dan janjinya. Akhirnya, hingga akhir 1970, Radja Roesli pun mengundurkan diri dan memilih untuk bekerja sebagai Project Officer Badan Bantuan Internasional Inggris, OXFAM (Oxford Committee for Femine Relief) di Bogor pada tahun 1974, namun empat tahun kemudian pada tahun 1978, Radja Roesli kembali bertugas di Kantor Gubernur Riau atas penggilan Gubernur Riau R Subrantas dan dilantik sebagai Kepala Sosbud Bappeda Riau (Desember 1978). Selama di Bappeda Riau, Radja Roesli juga dipercaya menyelesaikan TGHK (tata guna hutan terpadu) sekaligus Sekretaris Eksekutif Universitas Lancang Kuning. Hingga akhirnya pensiun pada 1 Juni 1982.

''Radja Roesli perlu dicontoh oleh anak muda sekarang. Dia adalah anak jati Riau yang hidup penuh prinsip dan menjalaninya dengan baik. Meski bersikap keras, namun apa yang diperjuangkannya tetap berhasil. Radja Roesli adalah pendiri RS Ibnu Sina dan bersama Zaini Kunin ikut mendirikan dan membesarkan Universitas Islam Riau (UIR),'' ujar sahabat Radja Roesli, Prof Drs Suwardi MS kepada GoRiau.com.

Menurut Suwardi MS, Radja Roesli adalah orang menentang kesewenang-wenangan dan otoriternya rezim Orde Baru bahkan dia berani berhenti sebagai Walikota Pekanbaru karena menentang rezim Orde Baru.

Sementara itu Sekretaris Daerah Pemkab Kuansing Drs H Muharman mengatakan Radja Roesli merupakan putra terbaik Kuansing yang fanatik dalam memperjuangkan daerahnya. Dia sosok pemimpin Melayu yang tak goyah dengan godaan materi.

Selain berkarir di pemerintahan, Radja Roesli juga pernah menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau 1990 - 1999, ikut mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN) Riau pada tahun 1998 dan menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPW PAN Riau dan tahun 1990 - 2004 juga sebagai anggota DPR RI dari PAN Riau. ***