PEKANBARU, GORIAU.COM - Plt Gubri H Arsyadjuliandi Rachman beserta isteri menerima Wakil Menteri Pendidikan dan Ketenagakerjaan Singapura Mr. Hawazzi Daipi beserta isteri Mss Essah Daipi, Pengarah Pusat Bahasa Melayu Singapura Mr. M. Nuh. Pada kesempatan ini pula turut juga hadir Danrem 031 WB, Ketua LAM Riau Tennas Effendi dan Pengurus Dewan kerapatan Adat LAM Riau, kepala Biro Humas, Karo Umum, Kaban Kesbangpolinmas dan Pejabat yang Terkait di Kediaman Plt Gubri di Jl Sisingamangaraja, Rabu (24/12/2014).

Kunjungan ini dalam rangka mencari formula pengembangan dan penerapan Bahasa Melayu agar bisa juga dipergunakan di Singapura dalam keseharian.

Plt Gubri menyampaikan selamat datang di Provinsi Riau dimana Riau merupakan Negeri yang Mayoritas Berbangsa Melayu dimana Bahasa Indonesia diambil dari Bahasa Melayu, sedangkan di Singapura bahasa Melayu merupakan bahasa kedua yang dipergunakan masyarakat asli Singapura.

Beliau juga menyampaikan ke Wakil Menteri bahwasanya baru kali ini kedatangan seorang pejabat dari negara tetangga Indonesia di kediamannya. Plt Gubri juga menyampaikan bahwa Provinsi Riau mempunyai 12 Kabupaten Kota yang memiliki potensi sumberdaya Manusia, alam yang berlimpah serta sektor pariwisata yang tersebar di kabupaten kota. Kerjasama Antar pemerintah tetap terus dilanjutkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini. Banyak pelajar dan mahasiswa asal provinsi riau yang menimba ilmu di negeri Singapura, semoga kedepannya bentuk kerjasama bidang pendidikan lebih ditingkatkan lagi.

Wakil Menteri Pendidikan dan Ketenagakerjaan Singapura Mr. Hawazzi Daipi dalam sambutannya mengucapkan banyak terimakasih kepada Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi dan isteri yang menerimanya dalam jamuan makan malam kali ini. Mr. Hawazzi menyampaikan bahwa pada dasarnya bangsa Melayu di Singapura merupakan satu rumpun Melayu yang hanya dipisahkan oleh negara.

Kunjungannya kali ini adalah untuk menggali lebih dalam bahasa Melayu keseharian agar dapat diterapkan pada masyarakat di Singapura dimana saat ini bahasa Melayu sudah jarang dipergunakan oleh suku Melayu Singapura dalam kesehariannya. Mudah-mudahan pada kunjungannya kali ini dapat menemukan titik temu formula untuk dapat diterapkan di negaranya. (rls)