BENGKALIS, GORIAU.COM - Mahasiswa Universitas Riau yang melaksanakan kuliah kerja nyata (Kukerta) di Desa Bantan Air, Kecamatan Bantan memperkenalkan produk olahan non beras kepada masyarakat tempatan.

Produk olahan non beras yang diperkenalkan para mahasiswa yang dikemas dalam program one day no rice ini, berupa produk olahan yang dihasilkan  seperti ubi kayu goreng, ubi jalar goreng, getuk, mie sagu, serut, pergedel jagung, jagung dengan campuran kelapa, cream ubi, dan kolak ubi jalar.

Semua produk olahan yang dibuat tersebut diperkenalkan disuguhkan kepada masyarakat pada pameran yang dilaksanakan sempena peringatan HUT RI di kecamatan Bantan belum lama ini.

"Bahan olahan non beras yang kita perkenalkan kepada masyarakat barangkali sudah tak asing bagi masyarakat. Nakun bagi kita mahasiswa Kukerta UR program one day no rice ini dirasa perlu dimunculkan di tengah-tengah masyarakat untuk memberikan solusi kepada masyarakat andai suatu hari masyarakat kesulitan mendapatkan beras, dapat mengalihkan ke bahan non beras ini untuk memenuhi kebutuhan pangan," ujar koordinator Kukerta UR Bantan Air Tio Vani Nesri, Selasa (19/8).

Kegiatan one day no rice yang bertemakan pemanfaatan disertifikasi pangan untuk stabilitas ketahanan pangan nasional itu menurut Tio sangat diminati masyarakat. Terbukti produk yang  dibuat mahasiwa Kukerta ludes dalam satu jam.

''Kegiatan ini memang bertujuan memperkenalkan makanan pengganti beras yang dapat dibuat oleh masyarakat bila kebutuhan beras kurang daoat terpenuhi karena sulitnya mendapatkan beras serta harga beras yang mahal. Apalagi di desa Bantan Air sendiri penanaman padi dengan sistim tadah hujan yang notabene padi yang dihasilkan hanya sekali setahun. Karenanya makanan pokok pengganti beras sangat diperlukan," ulas Tio.

Masyarakat pada umumnya hanya mengetahui beras sebagai makanan pokok utama, padahal makanan pokok tersebut dapat digantikan dengan makanan seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, sagu, pisang, kentang dan lainnya yang hampir sama dengan beras sementara harganya lebih murah dan lebih mudah didapat."Dalam hal ini kita ingin memberikan variasi-variasi terhadap produk olahan dari makanan pokok yang lebih menarik," ucap Tio.(jfk)