JAKARTA - Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Reynhard Sinaga tersandung kasus hukum di Inggris. Tak main-main, Reynhard diyakini bertanggung jawab atas perkosaan terhadap ratusan pria.

Dia dinyatakan bersalah atas pemerkosaan serta pelecehan seksual terhadap 48 pria di Manchester.

Hanya saja, berdasar penyelidikan kepolisian, Reynhard Sinaga, 36, ternyata sudah melecehkan setidaknya 195 pria selama 2,5 tahun terakhir. Modusnya, setelah membujuk korban datang ke flatnya lalu membiusnya. Korban kemudian ‘diserang’ setelah pingsan.

Wakil Kepala Penuntut Ian Rushton menyebut Sinaga memecahkan ‘rekor’. Dia pemerkosa paling ‘produktif’ dalam sejarah hukum Inggris.

Dia terbukti telah melakukan 159 pelanggaran, termasuk 136 perkosaan, yang difilmkannya lewat dua ponsel. Polisi belum mengidentifikasi 70 korbannya.

Dihukum Seumur Hidup

Pada Senin, (6/1), Sinaga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan jangka waktu minimal 30 tahun.

Hukuman tersebut dijatuhkan dalam empat persidangan secara terpisah dan dilakukan sejak Juni 2018 hingga Desember 2019.

Versi Reynhard, dia mengklaim para korbannya menikmati fantasi seksualnya selama melakukan hubungan intim. Tentu saja hal itu menjijikkan dan tak pantas karena merupakan pelecehan seksual.

Beberapa bukti film diputar dalam persidangan. Seorang saksi pria mengatakan bahwa Sinaga mengklaim apa yang diperbuatnya seperti dalam film ‘Fifty Shades of grey-type stuff’. Sinaga merekam perkosaan tersebut dengan ponsel miliknya.

Profil Reynhard Sinaga

Sinaga pindah ke Inggris pada 2007 pada usia 24 tahun. Korbannya sebagian besar adalah milenial dan generasi Z. Misalnya saja para sarjana usia belasan atau awal 20-an.

Pengadilan mendengar Sinaga memiliki formula untuk menjaring korbannya di luar kelab malam yang berjarak beberapa menit dari flatnya di Princess Street, Manchester.

Dia biasanya mencari korban pada tengah malam dan menunggu di luar kelab malam. Biasanya Factory atau Fifth, dan memangsa sebagian besar pemuda heteroseksual.

Semua korban dalam keadaan mabuk ketika didekatinya lantaran Sinaga menawarkan minuman keras yang mengandung obat bius. Wajah polos dengan kacamata berbingkai hitam, seolah tampak tidak berbahaya. Sejumlah teman mengoloknya di media sosial bahwa pelaku mulai menyimpang sejak 2015 dan bergaul di dunia gay.

Setelah penangkapan Sinaga, polisi menemukan film pada dua iPhone yang memperlihatkan dia memperkosa sejumlah pemuda yang tampak tertidur.

Ketika polisi Greater Manchester memeriksa perangkat digital Sinaga, mereka menemukan materi 3,29TB yang sangat grafis, setara dengan 250 DVD atau 300.000 foto dan menggambarkan serangan seksual yang berlangsung dalam satu kasus selama delapan jam.

Setiap kali korban sadar, Sinaga terlihat mendorong mereka kembali ke lantai untuk melanjutkan pelecehan. Hanya sedikit yang tahu bahwa mereka telah diperkosa.

Sebanyak 195 korban semuanya tidak sadar ketika Sinaga melakukan pelecehan seksual terhadap mereka. Hanya saja, penyelidik tidak pernah menemukan obat yang dia gunakan untuk melumpuhkan korbannya.

Tetapi para ahli mengatakan kepada hakim bahwa mereka percaya bahwa pelaku pasti telah memberi obat bius, mungkin dengan asam gamma-hydroxybutyric atau dikenal sebagai GHB. Dalam takaran serendah 1ml, GHB dapat membuat seseorang tidak sadar. ***