BEIJING - Teror virus 2019-nCoV semakin mengerikan. Dalam tiga pekan terakhir, sedikitnya sudah 26 tewas akibat terinfeksi virus corona tersebut.

Dikutip dari sindonews.com, para ilmuwan memperingatkan, virus corona yang muncul pertama kali di Wuhan, China itu, bisa menular melalu mata.

Dokter spesialis saluran pernapasan di China, Wang Guangfa, dinyatakan telah positif terinfeksi virus tersebut. Dia diduga tertular penyakit itu karena dia tidak memakai kacamata pelindung. Pakar terkemuka ini mengonfirmasi sangat mungkin bagi virus 2019-nCoV masuk ke mata dengan menyentuhnya jika ada di tangan pasien.

Dia juga khawatir penyakit yang diduga menyebar melalui bersin dan batuk ini dapat menjelajah seluruh tubuh untuk mencapai mata.

Wang merupakan seorang spesialis pernapasan dari Peking University First Hospital di Beijing. Dia dianggap sebagai salah satu pahlawan dalam perang China melawan sindrom pernafasan akut parah (SARS) pada tahun 2003 yang merenggut nyawa ratusan orang.

Dia mengatakan, sulit untuk mencapai kesimpulan awal tentang seberapa cepat virus ini akan menyebar dan seberapa rentan orang terhadap infeksi karena para ahli tidak memiliki semua informasi yang mereka butuhkan.

''Sebelum saya kembali ke Beijing, ketika mengunjungi beberapa klinik demam, saya menyadari situasinya telah memburuk,'' katanya, seperti dikutip South China Morning Post.

''Namun, itu masih dapat dicegah dan dikendalikan, meskipun masyarakat harus membayar harga untuk itu,'' katanya lagi, dengan alasan bahwa langkah-langkah yang diperlukan untuk mengendalikan penyakit ini dapat memengaruhi segalanya, mulai dari hubungan pribadi hingga ekonomi.

Wang mengatakan dia telah berusaha mencari tahu bagaimana dia terinfeksi setelah mengunjungi klinik demam dan bangsal isolasi sementara di Wuhan.

''Saat itu kami sangat waspada dan mengenakan masker N95,'' katanya.

''Tapi kemudian saya tiba-tiba menyadari bahwa kami tidak memakai kacamata pelindung,'' ujarnya.

Dia mengatakan bahwa setelah dia kembali ke Beijing, mata kirinya terserang konjungtivitis dan dua hingga tiga jam kemudian dia mulai terserang demam dan radang selaput lendir hidung.

Dia awalnya mengira dia menderita flu karena dia belum melihat pasien virus 2019-nCoV atau dikenal sebagai virus Wuhan dengan konjungtivitis. Tetapi perawatan anti-flu terbukti tidak efektif dan dia terus menderita demam intermiten.

Dia akhirnya mengikuti tes 2019-nCoV dan hasilnya positif terinfeksi. Wang mengatakan penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa virus telah memasuki tubuhnya melalui matanya.

Paul Kellam, profesor genomik virus di Imperial College London, mengatakan penyebaran virus itu melalui mata sangat mungkin.

''Jika Anda memiliki tetesan bersin pada Anda, itu akan mencuci dari hidung ke mata Anda,'' katanya kepada MailOnline, Sabtu (25/1/2020). ''Mata Anda terhubung ke hidung Anda melalui saluran lakrimal.''

''Jika Anda menderita alergi dan jika mata Anda mengering, maka hidung Anda juga. Atau jika Anda menaruh obat di mata Anda, Anda akan merasakan di bagian belakang tenggorokan Anda,'' ujarnya.

''Tidak biasa flu dan virus lain ditularkan dengan cara ini. Anda juga bisa mendapatkan infeksi pernapasan melalui mata,'' imbuh dia memperingatkan.

Profesor Kellam mengatakan karena alasan inilah petugas layanan kesehatan harus mengenakan pelindung mata.

Dr Michael Head, peneliti senior bidang kesehatan global di University of Southampton, mendukung pernyataan Profesor Kellam. ''Penularan berpotensi dengan menyentuh mata sehingga virus ada di tangan, yang kemudian membuatnya mudah menyebar dari satu orang ke orang lain,'' katanya kepada MailOnline.

''Pikirkan itu seperti flu biasa, menyentuh hidung/mulut/mata adalah cara untuk menyebarkannya,'' imbuh dia.***