SIMEULUE - Video porno yang pemerannya mirip Bupati Simeulue. Bupati Simeulue, Erli Hasim, beredar dan membuat heboh masyarakat Simeulue.

Dikutip dari merdeka.com, Erli Hasim mengakui pria dalam video itu adalah dirinya. Namun dia menegaskan, wanita dalam video tersebut merupakan istrinya.

Dia menuduh ada pihak yang ingin menjatuhkan dirinya sebagai kepala daerah dengan menyebarkan video yang sebenarnya itu adalah dirinya bersama istri.

''Jadi, ada upaya yang dilakukan untuk menjatuhkan saya sebagai kepada daerah. Kita sudah kantongi siapa-siapa yang berada di belakang ini semua,'' katanya saat dihubungi dari Banda Aceh. Seperti dikutip dari Antara, Kamis (1/8).

Ia mengakui video itu memang dirinya yang dilakukan bersama istri. ''Dalam video itu memang saya lakukan bersama istri sendiri,'' katanya.

Dikatakannya, saat ini beredar nama perempuan lain yang seakan-akan dirinya membawanya ke mana-mana. ''Jadi, saya menduga di balik peristiwa ini semua dilakukan orang-orang tertentu yang punya nafsu kekuasaan,'' katanya.

Ketika ditanya, apakah akan menempuh jalur hukum terhadap orang yang menyebarkan video itu, Bupati menyatakan dirinya sedang mempertimbangkan.

Sementara itu, Ketua LSM Lembaga Simelue Center Aceh, Dafran Ucok menyatakan prihatin dengan beredarnya video tersebut, karena dinilai Bupati Erli Hasim telah mempermalukan dan merendahkan harga diri masyarakat Simeulue, karena video itu sudah beredar kemana-mana.

''Kami sangat malu punya pemimpin seperti itu,'' katanya.

Dafran menyatakan, perempuan yang ada di video itu jelas bukan istrinya. ''Meskipun Bupati menyatakan perempuan yang ada di video tersebut adalah istrinya, tetapi kami tahu dan seluruh masyarakat di pulau ini mungkin tahu kalau itu bukan istrinya,'' katanya.

Ia berharap agar kasus ini segera diusut. Dia berharap Gubernur, bahkan Menteri Dalam Negeri segera mengambil sikap karena ini tidak bisa dibiarkan.

Sementara itu, masyarakat Kabupaten Simelue yang tergabung dalam Aliansi Gerakan masyarakat antipejabat amoral (Gempar) akan melakukan aksi damai mendatangi DPRK setempat dan mendesak agar Bupati Erli Hasim dimakzulkan, karena dinilai sudah tidak pantas lagi memimpin daerah yang kini sedang menjalankan syariat Islam.***