PERAK - Norfarrah Syahirah Shaari terlahir tanpa tangan. Sejak kecil Norfarrah sudah terbiasa mengandalkan kedua kakinya untuk beraktivitas. Sejak tujuh tahun lalu, Norfarrah bahkan bisa mengemudikan mobil ke mana-mana.

Dikutip dari poskotanews.com, semula ayahnya, Shaari, yang mengantar jemput kemana pun putrinya itu pergi. Mulai dari sekolah, atau tempat lain. Lama-lama Norfarrah mulai merasa tak ingin selalu bergantung kepada ayahnya yang sudah berusia lebih 60 tahun. Ia harus bisa menjalani hidupnya sendiri.

''Dari situ, saya mulai pingin punya SIM. Awalnya, saya memkang nggak percaya diri bisa melakukannya sampai saya lihat teman yang juga konfisi fisiknya tak sempurna bisa mengemudikan sendiri mobilnya,'' ungkapnya.

''Sejak itu, saya jadi sering menghubungi teman saya itu. Saya banyak tanya-tanya sama dia sampai akhirnya saya berani untuk belajar mengemudi. Alhamdulillah, saya berhasil lulus ujian mengemudi,'' sambungnya.

Teryata, wanita 31 tahun yang bekerja sebagai asisten di Kolej Komuniti  Teluk Intan, Perak, Malaysia ini hanya butuh waktu dua minggu untuk membiasakan diri mengemudi dengan kakinya!

Dia mengaku hal paling sulit adalah ketika mengemudi membalik mobil saat parkir. ''Iya, itu susah sih. Tapi kurang dari sebulan saya sudah terbiasa dan pernuh percaya diri untuk mengemudi. Alhamdulillah, semua berjalan baik. Sejauh ini saya belum pernah mengalami kecelakaan lalu lintas,'' katanya.

''Sekarang saya nyaman mengemudi pakai kedua kaki saya. Sejauh ini  nggak ada masalah.  Rutinitas hidup saya sehari-hari juga dilakukan dengan menggunakan kaki saya,'' tambahnya.

Norfarrah juga mengatakan bahwa dia tidak berharap kemampuannya mengemudi dengan kaki menjadi viral di media sosial. Ia hanya mengetahui dirinya banyak diperbincangkan netizen setelah diberitahu teman.

''Saya kaget tapi juga senang. Banyak orang memberikan dukungan dan dorongan kepada saya,'' ucapnya.

''Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang dan saya percaya bahwa masih ada banyak orang cacat di luar sana yang memiliki bakat dan kemampuan luar biasa. Yang paling penting adalah tetap bersemangat tinggi dan selalu bekerja keras karena status sebagai orang cacat bukan alasan untuk ketidaknyamanan orang-orang di sekitar Anda,'' kata wanita yang juga aktif bekerja sebagai motivator di sekolah-sekolah di sekitar Perak ini.***