TEL AVIVRombongan kapal induk Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang menuju perairan Suriah setelah Presiden Donald Trump mengancam menyerang rezim Damaskus.

Sementara itu sejumlah kapal perang dan kapal selam Rusia bersiaga di sekitar pangkalan Tartus, Suriah. Demikian dirilis operator satelit Israel, iSi.

Dikutip dari sindonews.com, Kementerian Pertahanan Rusia enggan mengomentari citra satelit Israel tersebut.

Sekadar diketahui, operator satelit iSi sebelumnya telah merilis foto-foto jet tempur generasi kelima terbaru Rusia, Su-57, yang diam-diam diuji coba di wilayah udara Suriah beberapa waktu lalu.

Belum jelas apakah beberapa kapal perang dan kapal selam Moskow itu wira-wiri untuk latihan atau memang patroli rutin.

Perusahaan satelit tersebut mengklaim bahwa kapal-kapal Rusia sekarang disiagakan di perairan Suriah yang kemungkinan untuk mengantisipasi terjadinya serangan udara dari AS dan sekutunya terhadap rezim Suriah.

Operator iSi, seperti dikutip Sputnik, Kamis (12/4/2018), mengidentifikasi kapal-kapal yang terpantau satelit tersebut antara lain kapal perang Admiral Grigorovich, kapal Ropucha dan dua kapal selam Kilo-class. Ada juga beberapa kapal lain yang belum diidentifikasi.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih, Sarah Huckabee Sanders, telah mengumumkan bahwa Presiden AS Donald Trump mencatat Moskow dan Damaskus bertanggung jawab atas serangan senjata kimia di Kota Douma, Suriah, yang dilaporkan menewaskan hingga 70 orang.

Angkatan Laut AS juga mengumumkan bahwa kapal induk USS Harry S Truman dengan rombongan kapal perang seperti USS Normandy, USS Arleigh Burke, USS Bulkeley, USS Forrest Sherman dan USS Farragut, sedang dikirim ke Timur Tengah. Dua lagi kapal perusak, USS Jason Dunham dan USS The Sullivan, juga akan menyusul bergabung rombongan kapal penyerang tersebut.

Rusia dan Suriah telah menepis tuduhan bahwa rezim Presiden Bashar al-Assad melakukan serangan senjata kimia di Douma.

Menurut Moskow serangan itu dibuat LSM White Helmets dan kelompok Jaish al-Islam yang didukung Barat dengan tujuan agar negara-negara Barat menyerang rezim Damaskus.

Berbeda dengan Presiden Trump yang telah mengumbar retorika serangan militer terhadap rezim Suriah, Pentagon masih menunggu laporan intelijen soal kebenaran tuduhan serangan kimia di Douma.

Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW) juga sedang dalam perjalanan ke Douma untuk melakukan penyelidikan.***