JAKARTA - Ribuan massa mengikuti Aksi 212 bertema ''Berantas Mega Korupsi, Selamatkan NKRI'' yang digelar di seputaran Monas, Jakarta Pusat, Jumat (21/2) siang hingga sore.

Dikutip dari detik.com, berbagai isu disuarakan para orator dalam aksi tersebut. Salah seorang orator meminta PDIP dibubarkan karena disebutnya sebagai partai terkorup.

''Ini saya mendengar kabar, ini valid, menurut KPK, partai dalam versi KPK yang paling banyak (korupsi) nomor satu adalah PDIP, bubarkan, bubarkan PDIP, ini valid,'' kata Koordinator Aliansi Pergerakan Islam (API) Jawa Barat Asep SyarifudinAsep dalam orasinya di atas mobil komando.

''Se-Indonesia dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, 161 kabupaten/kota yang paling banyak melakukan tindakan korupsi bupatinya dari mana? PDIP, wali kota dari mana? PDIP, jangan-jangan presiden dari PDIP juga melakukan,'' lanjutnya.

Sementara itu, salah satu orator Aksi 212, Direktur Indonesia Resources Studies (Iress) Marwan Batubara menyenggol nama Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam orasinya. Marwan menuding Ahok terlibat kasus korupsi.

''Supaya Anda sadar bahwa di samping kasus penistaan agama, sebetulnya Ahok itu punya 6-10 kasus korupsi lagi,'' kata Marwan saat berorasi di Monas.

Namun Marwan tidak menyebut secara rinci kasus apa yang melatarbelakangi tudingan ke Ahok itu. Dia menyebut Ahok bisa lolos karena 'disembunyikan' oleh pimpinan KPK era Agus Rahardjo dkk.

''Tapi bisa lolos, siapa yang meloloskan? Pimpinan KPK, siapa ketuanya? Agus Rahardjo, di sana ada yang namanya Basaria, Saut Situmorang, mereka ini adalah pelindung koruptor. Jangan sok suci. Mereka membela kok, padahal mereka untuk kasus konglomerat mereka melindungi konglomerat, termasuk melindungi Ahok,'' ujarnya.

Potong Tangan

Massa Aksi 212 juga memekikkan aspirasi soal legislasi. Mereka ingin agar koruptor dipotong tangan atau lehernya.

''Kita rame-rame ngusulin ke DPR buat undang-undang pemberantasan korupsi. Hukumnya, korupsi Rp1 miliar ke bawah potong tangan, Rp1 miliar ke atas potong leher. Setujuuu?'' teriak Ketua Umum FPI Sobri Lubis, yang kemudian direspons oleh peserta aksi, ''Setujuuuuu."***