JAKARTA - Anna Hermawan mendapatkan pengalaman buruk ketika menumpang pesawat Citilink bersama putrinya yang mengidap autis.

''Yang buat kami sedih, kenapa harus dibedakan penumpang normal dengan autis??," tulis pemilik akun  @annahermawan, itu dalam unggahannya, seperti dikutip dari dream. 

Anna memastikan, sang anak bukan kali ini saja menggunakan pesawat terbang. Selama ini, Anna menegaskan putrinya tak pernah bermasalah saat akan terbang.

''Selama ini anak kami selalu tenang kalau di pesawat,'' ujarnya. 

Menurut Anna, satu hal yang membuatnya kecewa adalah perlakuan dari para petugas Citilink di Bandara. Dia menduga putrinya menjadi gelisah karena banyak orang yang mengawalnya ke ruang pemeriksaan. 

Penjelasan Citilink

Mendengar keluhan penumpang tersebut, manajemen Citilink menyayangkan terjadinya kejadian tersebut. 

''Kami menyayangkan kejadian ini, mengingat ibu Anna dan keluarga merupakan penumpang reguler yang sering melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat Citilink Indonesia,'' kata Vice President Corporate Secretary Citilink, Ranty Astari Rahman, di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Senin 11 Juni 2018.

Ranty mengatakan penumpang tersebut tidak menghadapi masalah kala akan melakukan check-in di Bandara Adisucipto, Yogyakarta. Saat tiba, sang anak memang tidak menunjukkan tanda-tanda yang perlu dikhawatirkan dalam penerbangan.

Namun, pengelola maskapai penerbangan menerima laporan jika anak penumpang tersebut sedang dalam kondisi kurang sehat, gelisah, dan tidak tenang. Tak hanya itu, sang anak juga mulai bersuara dengan nada tinggi ketika hendak boarding pesawat.

Alhasil, pihak Citilink memeriksa kesehatan sang anak dengan menggandeng penyelenggara kesehatan bandara. 

''Ini tidak hanya semata keselamatan penerbangan tapi kami juga menaruh perhatian agar ibu Anna dan keluarga dapat merasa aman dan nyaman selama perjalanan, setelah lebih tenang dapat melanjutkan perjalanan keesokan harinya,'' kata dia.

Menurut Ranty, pihak manajemen Citilink Indonesia sudah sigap membantu ibu Anna beserta keluarganya dengan berkomunikasi secara intensif. Perusahaan juga segera membantu yang bersangutan untuk menjadwalkan penerbangan pada hari selanjutnya.

Seluruh masalah dengan penumpang tersebut, lanjut Ranty, sebetulnya sudah diselesaikan secara kekeluargaan pada saat itu juga. Pihak penumpang juga menerima penjelasan Citilink Indonesia yang memfasilitasi untuk dapat terbang keesokan harinya.

Maskapai ini meminta maaf kepada keluarga Bu Anna terkait insiden larangan anak autis untuk terbang.

''Kami meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami atas kejadian ini,'' kata dia. ***