JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada 62 kasus suspect virus corona di Indonesia, yang tersebar di 16 provinsi.

Dikutip dari tirto.id, Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, mengatakan, dari 62 kasus tersebut, 59 dinyatakan negatif.

''Sampai hari ini ada 62 spesimen sudah dikirim dari 28 RS di 16 provinsi yang sudah dilakukan pemeriksaan, dan 59 di antaranya sudah keluar hasilnya dan negatif. Tiga lagi dalam pemeriksaan,'' kata Anung Sugihantono saat teleconference di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Anung juga melaporkan perkembangan para WNI yang dikarantina di Natuna. Saat ini, semua WNI, yakni 285 orang WNI terdiri atas 238 WNI pulang dari Wuhan, 5 orang dari Kemenlu serta kru pesawat dalam kondisi baik.

''Semuanya dalam keadaan baik, sehat, tidak ada peningkatan suhu yang menjadi poin penting dari monitoring yang kita lakukan sehari dua kali,'' kata Anung.

Sementara itu, Kepala Balitbang Kemenkes Siswanto mengatakan, ke-62 kasus tersebut tersebar di 16 provinsi. Dari ke-16 provinsi, Jakarta berada di peringkat teratas suspect virus Corona.

''Kalau mau dibagi bisa saja, ada DKI Jakarta 14, Bali 11, Jateng 7, Jabar 6, Jatim 5, banten 4, Sulut 4, Jogja 2, Kaltim 2, Jambi 1, Papua Barat 1, NTB 1, Kepri 1, Bengkulu 1, Kalbar 1, dan Sultra 1. Total ada 62. Dari 62 itu yang sudah selesai diperiksa ada 59, dan alhamdulillah negatif,'' kata Siswanto saat teleconference di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Siswanto mengatakan, virus Corona merupakan virus baru muncul dan baru menginfeksi manusia. Virus ini serupa seperti H5N1 atau virus flu burung. Kemudian ada virus Mers atau flu onta hingga SARS.

Berkaca dari kemunculan penyakit baru tersebut, pemerintah lewat Permenkes Nomor 658 tahun 2009 menunjuk Lab Balitbang untuk menangani virus baru.

Pemeriksaan, kata Siswanto, menggunakan pendekatan biomolekuler yakni pendekatan dari Genomic sehingga pemeriksaan menggunaan PCR atau Polymerase Chain Reaction. ''Jadi artinya dengan suatu penggandaan DNA atau RNA apakah betul itu adalah RNA dari nCov, begitu ya,'' kata Siswanto.

Siswanto mengatakan, pemeriksaan di lab Kementerian Kesehatan berbeda dengan di lab Prodia. RNA diekstrasi terlebih dahulu kemudian ditambah dengan cairan laboratorim. Kemudian, cairan campuran itu dimasukkan ke mesin PCR kurang lebih 2 jam.

Oleh karena itu, Indonesia bisa menangani virus Corona karena bisa menangani virus lain. ''Kita mampu karena kita sudah pengalaman dalam flu burung hingga Mers Cov,'' kata Siswanto.***