MEDAN, GORIAU.COM - Dua kakak beradik yang masih balita menjadi korban kekejaman ibu kandungnya sendiri. Akibat kekejaman itu, Natasha (4) dan Piter (3) dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkari Tebing Tinggi, Sumut, sejak Minggu (23/2/2014) malam sekira pukul 22.00 WIB.

Informasi dihimpun dari beberapa tetangga, ibu yang memukuli anaknya itu bernama Hui Hun alias Aai (42). Ia sudah setahun bercerai dengan suaminya. Sejak bercerai Aai yang menetap di Jalan Pala II, Kelurahan Bandar Utama, Tebing Tinggi, kerap main tangan pada kedua anaknya.

Tetangga yang kerap melihat kekejaman Aai, sepakat melaporkan perbuatannya ke Polres Tebing Tinggi. Tak lama, pelaku langsung diamankan polisi.

''Hati siapa yang tega melihat anak yang belum tahu apa-apa ini diperlakukan kasar sama ibu kandungnya sendiri,'' kata Yana, wanita yang tinggal di depan rumah pelaku.

Yana yang ditemui di Rumah Sakit Bhayangkari, Senin (24/2) mengisahkan kekejaman Aai terhadap anak kandungnya.

''Tadi malam kulihat Aai memarahi kedua kakak beradik ini. Namanya juga anak-anak, wajarlah lasak pas main-main. Masa hanya gara-gara memanjat lemari, Natasha ditampar, dijewer, ditunjang, dicubit. Bahkan Piter yang ikut menangis ikut dipukuli. Kejam kalilah kutengok perbuatan Aai terhadap kedua anak ini,'' tutur Yana.

Karena tidak tahan melihat perbuatan Aai, Yana mengadu ke Muliono, ketua RT setempat. ''Usai ketua RT datang ke rumah Aai, Natasha dan Piter langsung kami bawa ke Rumah Sakit Bhayangkari untuk kami obati. Wajah, mata dan badannya merah dan biru-biru,'' kata Yana.

Dokter memutuskan Natasha dan Piter harus diopname. ''Aku, Misna dan Muliono mendatangi Polres Tebing Tinggi buat laporan pengaduan. Laporan kami diterima, petugas dan malam itu juga dan Aai langsung diamankan dari rumahnya,'' tandas Yana.

Dari keterangan dr Sim Siyen yang merawat kedua bocah itu, pihaknya masih memberikan perawatan intensif terhadap luka-luka kedua korban. ''Kedua bocah ini belum bisa diajak banyak bicara. Dia juga tidak begitu mengerti bahasa Indonesia. Tadi malam saja saya ajak bicara dengan bahasa Tionghoa hanya sedikit mau buka mulut. Kata Natasha, ia dipukul mamanya lantaran berantam dengan adiknya Piter,'' ujar dr Sim Siyen.

Menurut Sim Siyen, Natasha mengalami luka lecet di wajah dan punggung. Selain itu, kelopak mata dan daun telinga memerah, kening kanan dan pipi membiru serta punggung tergores.

''Sedangkan adiknya Piter mengalami luka di bibir dan kakinya,'' terang dr Sim Siyen. Kepala Rumah Sakit Bhayangkari Kota Tebing Tinggi Kompol dr Rommy S menerangkan, kedua bocah tersebut juga mengalami goncangan jiwa.

''Sepertinya kedua bocah ini masih trauma. Kita berharap Komnas Perlindungan Anak yang berada di Medan bisa membantu permasalahan ini,'' kata Kompol dr Rommy.

Di Mapolres Tebing Tinggi, pelaku Hui Hun alias Aai, menunjukkan raut wajah penyesalan. ''Anakku bandal, lasak, suka memanjat pintu. Sudah itu Natasha dan adiknya suka berantam. Kucubitlah, tapi nggak ada kutendang,'' ujar Aai. Aai mengaku tak menyiksa kedua anaknya.

''Nggak setiap hari kugitukan, Pak. Siapa bilang? Warga saja yang suka menambah-nambahi,'' katanya.

Terkait kasus penganiayaan ibu kandung terhadap anaknya ini, Kasubbag Humas Polres Tebing Tinggi AKP Syahril Daulay mengatakan, pelaku dijerat pasal 80 ayat 1 UU RI No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. ''Ada kemungkinan pelaku stres akibat ditinggal suaminya,'' tukas Syahril.(jpnn)