GORIAU.COM - Kabar mengejutkan dilansir majalah Amerika Serikat, Globe, yang mengatakan pewaris tahta Inggris Pangeran Charles dan mendiang Putri Diana memiliki anak rahasia yang kini tinggal di kota kecil New Englad, AS.

Anak yang dilaporkan berjenis kelamin perempuan dan bernama Sarah itu kini telah berusia 33 tahun.

Menurut majalah tersebut dikutip Daily Mail, Senin 27 April 2015, Sarah lahir melalui prosedur bayi tabung sebelum Putri Diana melahirkan Pangerang William dan Pangeran Harry.

Tapi bagaimana bisa ada Sarah, sementara Pangeran William lahir pada Juni 1982, atau 11 bulan setelah pernikahan orangtuanya?

Jawabannya, menurut klaim majalah Globe, bahwa pada Desember 1980, Putri Diana, yang saat itu berusia 19 tahun, diperintahkan Ratu Inggris untuk menjalani tes ginekologi. Hal ini berkaitan dengan masalah kelanjutan tahta kerajaan.

Selama tes, sel telur Putri Diana diambil dan dibuahi oleh sperma Pangeran Charles. Tes tersebut ternyata berhasil. Kerajaan kemudian memerintahkan embrio bayi tabung itu dihancurkan.

Namun salah seorang tim dokter yang merawat Putri Diana, diam-diam mengambil salah satu embrio dan menanamnya di rahim istrinya sendiri. Jadilah si istri dokter itu ibu angkat dari anak biologis Pangeran Charles dan Putri Diana.

Anak itulah yang kini disebut oleh Globe sebagai Sarah, yang lahir pada 1981 atau 10 minggu setelah pernikahan Pangeran Charles dan Putri Diana. Atau delapan bulan sebelum kelahiran Pangeran William.

Sarah sengaja bersembunyi di AS karena khawatir mengenai keselamatannya, mengingat kematian tragis yang dialami Putri Diana dalam kecelakaan mobil di Paris pada tahun 1997.

Menurut majalah itu, Sarah menemui istri Pangeran William, Kate Middleton, selama 44 menit dalam satu pertemuan rahasia ketika Kate dan William mengunjungi New York.

Bukan kali ini saja majalah Globe membuat sensasi berita mengenai keluarga kerajaan Inggris. Di bulan yang sama, majalah itu kembali dengan berita kontroversial lainnya, mengklaim bahwa Sarah telah melakukan perjalanan ke Inggris untuk konfrontasi dengan calon pewaris tahta Pangeran Charles, yang notabene adalah ayahnya sendiri.***