JAKARTA - Seorang wanita di Amerika Serikat kehilangan penglihatannya alias buta gara-gara menjalani suntik filler untuk membuat hidungnya lebih bagus.

Dikutip dari liputan6.com, Jurnal JAMA Ophthalmology mencatat bahwa perempuan 41 tahun itu menerima suntikan dengan zat kalsium hidrosiapatit. Namun, dia lalu merasakan sakit di mata kiri dan dilaporkan mengalami kehilangan penglihatan.

Melansir Live Science pada Minggu (26/5/2019), pasien sudah menerima perawatan dengan obat tetes dan obat-obatan lain yang membantu meningkatkan aliran darah ke mata. Sayangnya, penulis laporan yang juga dokter mata Lediana Goduni mengatakan tidak ada yang berhasil menghilangkan gejalanya.

Laporan menyebutkan bahwa mata wanita itu masih bisa sedikit melihat. Namun, mata kirinya mengalami beberapa masalah.

''Seperti ada tirai yang menutupi sebagian matanya,'' kata Goduni menjelaskan.

Tes pencitraan memperlihatkan bahwa wanita itu mengalami penyumbatan atau infark di bagian mata yang disebut koroid. Lapisan pembuluh darah ini berada di bawah retina.

Goduni dan tim dokter juga melihat adanya sebuah area kecil di koroid yang tampak 'hiperreflektif'.

Para dokter curiga bahwa area yang terbentuk itu merupakan material yang terkandung dalam suntikan filler. Hal ini karena adanya kandungan kalsium yang terlihat reflektif dalam pencitraan.

Goduni mengatakan, tampaknya partikel fillter yang disuntikkan mengalir ke daerah yang terhubung dengan pembuluh darah mata dan menyumbatnya. Dia menambahkan, ini bisa terjadi jika jarum suntuk fillter dimasukkan ke dalam pembuluh darah utama wajah.

Belum Ditemukan

Komplikasi semacam ini jarang terjadi. Namun, ketika ada masalah, itu bisa sangat serius.

''Mengingat jumlah suntikan di wajah yang dilakukan, ini adalah komplikasi yang jarang,'' kata Goduni.

Dia mengatakan bahwa dalam kasus yang sangat parah, penyumbatan bisa menyebabkan kebutaan permanen.

Perempuan ini sendiri mendapatkan pengobatan steroid dan beberapa obat untuk menurunkan tekanan pada mata. Namun, belum diketahui perawatan yang efektif untuk kondisi semacam itu.

Goduni mengatakan pihaknya tidak bisa mengharapkan adanya perkembangan pada kondisi pasien meski dia akan terus dipantau.

Tidak adanya pengobatan untuk komplikasi semacam ini membuat orang-orang harus lebih berhati-hati dalam memiliki suntik filler pada wajah. Goduni mengatakan, pastikan untuk mengetahui apakah tenaga medis yang melakukannya adalah orang terlatih dan memiliki pengetahuan tentang anatomi pembuluh darah wajah.***