NEW DELHI - Sebanyak 2.200 orang ditangkap polisi karena melakukan aksi penghalangan terhadap perempuan memasuki Kuil Sabarimala, kuil Hindu terkenal di bagian selatan negara bagian Kerala, India.

Dikutip dari okezone.com, pekan lalu, terjadi bentrok antara ratusan orang dengan sejumlah perempuan yang berusaha memasuki kuil Sabarimala setelah Mahkamah Agung mengeluarkan keputusan bersejarah yang membuka kuil itu bagi perempuan.

Berbagai unjuk asa juga berlangsung di berbagai tempat di negara bagian itu, sebagian besar berujung kekerasan.

Kuil Sabarimala sebelumnya terlarang bagi perempuan 'usia datang bulan'.

Seorang perwira polisi mengatakan kepada wartawan BBC Hindi, Imran Qureshi, bahwa para pengunjuk rasa, laki-laki dan perempuan, telah ditangkap dengan tuduhan melakukan kerusuhan dan berkumpul secara tidak sah.

''Kami telah menangkap orang-orang yang mencegah perempuan memasuki kuil dan juga orang-orang yang melakukan kekerasan untuk memprotes perintah pengadilan. Kami berharap ini akan menjadi sebagai efek jera ketika kuil pemujaan itu dibuka kembali November nanti,'' kata petugas itu.

Setiap tahunnya, kuil itu hanya dibuka untuk periode tertentu yang singkat.

Protes besar-besaran menyebabkan perempuan yang berusaha masuk ke kuil minggu lalu dihalau pulang.

Para pengunjuk rasa meyakini bahwa keputusan pengadilan bertentangan dengan keinginan Dewa Ayappa sendiri, yang dianggap pelindung kuil itu.

Menurut para pengunjuk rasa, larangan perempuan memasuki Sabarimala bukan melulu menyangkut menstruasi, namun juga sesuai dengan keinginan dewa penguasa kuil yang diyakini telah menetapkan aturan yang jelas tentang tata cara ziarah untuk mencari berkahnya.

Menurut mitologi kuil, Ayyappa adalah dewa lajang yang telah mengambil sumpah selibat, karenanya memberlakukan larangan masuk bagi perempuan ke kuilnya.

Hinduisme menganggap perempuan yang sedang haid sebagai najis dan melarang mereka ikut dalam ritual keagamaan.

Kuil itu pekan lalu membuka pintunya untuk perempuan untuk mematuhi keputusan pengadilan. Namun, tidak seorang pun perempuan yang bisa masuk karena dihadang para pengunjuk rasa.

Hanya dua perempuan yang berhasil mencapai balairung utama kuil saat itu.

Lebih dari 100 polisi melindungi mereka dari para pengunjuk rasa yang melempari mereka dengan batu saat mereka berjalan kaki sejauh 5 km menuju kuil.

Tetapi mereka harus kembali karena dihadang kalangan Hindu konservatif itu hanya beberapa meter dari tempat ziarah suci Sabarimala.***