MIAMI - Pengalaman model bernama Courtney Barnes ini perlu menjadi pelajaran bagi wanita yang ingin merubah bentuk tubuhnya melalui suntik kosmetik.

Dikutip dari haibunda.com yang melansir New York Post, bokong Barnes mungkin harus diamputasi setelah melakukan suntik kosmetik ilegal karena ingin memperbesar lingkar bokongnya hingga 150 cm.

Wanita yang dikenal sebagai Miss Miami ini mengatakan, dia sangat ingin mendapatkan tubuhnya kembali dan pergi menemui ahli bedah di reality show E! Botched. Betapa terkejutnya Barnes, ketika ahli bedah yang memeriksa kondisinya, Dr Terry Dubrow menyebutkan, untuk memperbaiki bokongnya yang telah rusak, mungkin butuh amputasi.

''Amputasi seluruh bokong? Saya tidak mau melakukan itu,'' kata Barnes, yang sempat tertegun mendengar penjelasan dokter.

Barnes pertama kali melakukan injeksi di bokong saat berusia 22 tahun dan bekerja sebagai penari di sebuah klub. Ada seorang penari yang menjelaskan jika wanita 35 tahun itu harus memperbesar bokongnya jika mau menghasilkan uang yang banyak. Saat itulah dia mulai mengetahui tentang injeksi bokong ini.

Penari yang memberi tahu Barnes mendatanginya di hotel. Wanita itu mengatakan jika dia juga bekerja sebagai ahli bedah kosmetik dan melakukan tindakan injeksi.

''Dia mengatakan kepada saya bahwa prosedur itu ilegal. Ini benar-benar bodoh, tetapi yang saya inginkan hanyalah bokong besar,'' ujar Barnes.

Setelah dalam setahun Barnes mendapatkan tiga kali suntikan, dia mengatakan melihat perubahan dalam penampilannya. Tapi, wanita asal Miami, Florida ini ingin lebih lagi.

Ia pun mendatangi teman wanitanya itu untuk menerima suntikan lagi, tetapi setelah itu dia mulai merasa ada 'kebocoran' di bokongnya. Mulai muncul lekukan seperti lesung pipi.

Setelah menanyakan ke temannya, Barnes justru disarankan untuk mendapatkan injeksi lagi. Sejak itu bokongnya membesar dan keadaannya tidak membaik.

''Kemudian suntikan keenam terjadi. Itu membuatnya sedikit lebih buruk. Tidak ada yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki bokong ini. Setelah enam suntikan, saya yakin saya menghabiskan dana sekitar Rp112 juta untuk mendapatkan ini,'' katanya.

Barnes tidak ingin hal ini terjadi pada wanita lain. Ia lalu membuat autobiografi berjudul I Am Not My Body, But I Wanted a Bigger Behind. Di situ dia memperingatkan gadis-gadis muda lainnya tentang bahaya mendapatkan suntikan.

Dubrow yang memeriksa Barnes mengatakan, dia tidak dapat menemukan di mana bokong aslinya dan mana yang akibat dari suntikan. Itulah mengapa tindakan amputasi mungkin harus dilakukan.

''Aku belum pernah menemukan hal seperti ini sebelumnya. Karena gumpalan atau massa di bokong letaknya sangat dangkal, jadi benar-benar tidak dapat menghilangkan semuanya. Kecuali, mengamputasi bokong,'' ujar Dubrow.

Di balik kisah ini, Dubrow bersyukur Barnes tidak melakukan injeksi sampai ke dalam otot. Sebab, ini bisa mengancam nyawa dan berakibat pada kematian.***