NEW DELHI - Bubble tea, minuman teh dingin tanpa alkohol dan karbonasi beraroma yang salah satu bahannya bola tapioka (bubble), populer dalam beberapa tahun terakhir.

Dikutip dari republika.co.id, banyak orang menyukai bubble karena teksturnya yang kenyal seperti permen. Bubble juga sering disebut dengan nama China, boba.

Meskipun minuman ini disebut-sebut memperlambat penuaan, meningkatkan kekebalan tubuh, membantu mengurangi berat badan, dan meningkatkan kesadaran mental, ada kekhawatiran tentang bagaimana penambahan rasa dan gula berlebihan pada bubble tea ini. Penambah rasa dan gula berlebih menjadikan bubble tea minuman yang sangat tidak sehat.

Seperti dilansir dari Indian Express, Kamis (13/6), baru-baru ini seorang gadis muda di Cina berakhir di rumah sakit ketika ratusan bola tapioka ditemukan tidak tercerna di perutnya dan menyebabkan sembelit. Para dokter yang merawat anak usia 14 tahun itu telah memperingatkan bola tapioka sulit dicerna tubuh.

Bubble tea, yang sudah penuh dengan gula, mengandung gula sebanyak 50 gram dan mendekati 500 kalori. Selain itu, setiap bola tapioka dapat menambahkan lima hingga 14 kalori di minuman itu. Berarti hanya seperempat cangkir saja dapat menambahkan lebih 100 kalori ekstra untuk minuman yang sudah berkalori.

Bubble tea juga tidak benar-benar menyumbang nutrisi apapun. Sebab, boba hanyalah karbohidrat, kurang vitamin serta mineral, dan tidak mengandung serat.

Di balik informasi tersebut, seseorang masih bisa menikmati bubble tea tanpa merasa bersalah dengan beberapa cara. Pertama, pilih kadar gula yang rendah atau gunakan pemanis madu.

Mintalah susu biasa dibanding krim manis atau susu kental manis. Pembeli bisa menggunakan bubble tea tanpa bola tapioka untuk menghemat 100 sampai 200 kalori.

Kedua, sangat penting untuk menghindari terlalu banyak gula halus atau sirup. Jaga bubble tea tetap alami. Ketiga, belilah dengan ukuran paling kecil di antara pilihan lain yang tersedia.***