SELATPANJANG - Menurut Pj Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal SE MH, Bulan Mei hingga Oktober 2017 diprediksi bakal terjadi kemarau normal. Untuk itu, semua pihak diminta bersiap siaga terutama dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Sagu.

Demikian disampaikan langsung oleh M Edy Afrizal saat menjadi pemateri pada acara Sosialisasi tentang Pembentukan MPA dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kamis (18/5/2017).

Kata Edy, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemarau normal sudah terjadi Bulan Mei hingga Oktober atau November 2017.

Dijelaskan laki-laki yang akrab dipanggil Panglime Edy ini lagi, kemarau normal artinya kerawanan terhadap Karhutla cukup tinggi. Berbeda dengan kemarau tahun 2016 lalu, adalah kemarau basah yang di waktu-waktu tertentu masih turun hujan.

"Prediksi BMKG bakal terjadi kemarau normal dari Mei hingga Oktober atau November. Kita harus waspada," ujarnya.

Untuk di Kepulauan Meranti, kata Edy mereka masih terus memantau. Andai muncul 1 atau 3 hotspot langsung diajukan perpanjangan status siaga darurat Karhutla yang sebelumnya sudah berakhir tanggal 30 April 2017. "Di sini kita tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, kondisi sekarang kan mulai panas," kata Edy.

Untuk di Tebingtinggi Barat, mengantisipasi terjadi Karhutla, sebanyak 6 desa rawan terbakar telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan BPBD Kepulauan Meranti. Diantaranya Desa Tanjungperanap, Desa Kundur, Desa Mengkikip, Desa Tenan, Desa Tanjungdarul Takzim, dan Desa Mekong.

Keenam desa rawan Karhutla ini, menurut Camat Tebingtinggi Barat Helfandi SE MSi, akan diberikan reward andai tidak terjadi kebakaran. Sementara teknis penentuan sebelum diberi reward akan terlebih dahulu dibicarakan dengan Kapolsek Tebingtinggi Barat, Aguslan.

"Kita telah siapkan reward kalau memang tidak ada terbakar sama sekali atau kebakarannya menurun dari tahun sebelum ini," kata Helfandi dan Aguslan.

"Bentuk reward atau besarannya belum bisa kita sampaikan. Sebab, teknisnya terlebih dahulu akan kami bicarakan," tambah Helfandi. ***