PASIRPANGARAIAN, GORIAU.COM - Batu akik saat ini menjadi trend di kalangan masyarakat Rokan Hulu, Riau. Tak hanya diminati kalangan biasa tapi semua kalangan. Tingginya minat masyarakat tersebut ikut berpengaruh terhadap berkembangnya usaha pengasahan batuk akik yang ada.

Pengusaha aatu akik Ujung Batu Jefri mengatakan Sabtu  (29/11/2014), batu akik saat ini sudah menjadi trend di masyarakat, tak hanya masyarakat biasa, juga diminati kalangan pengusaha, para pejabat, tua dan muda.

''Tingginya minat masyarakat terhadap perhiasan ini membawa berkah bagi kita, kalau di Ujung Batu ini, misalnya sudah ada 30 usaha batu akik,'' ujar Jefri.

Kata dia, dirinya baru 6 bulan membuka usaha pengasahan dan penjualan batu akik, untuk sekali pengasahan batu akik tarif yang dipatok sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu, sementara untuk batu akik siap pakai, Jefri mematok harga bervariasi dari Rp 50 ribu hingga Rp 5 juta.

Menurut Jefri, sebagian besar batu yang diasah dan dijual, merupakan batu lokal, batu solar Ujung Batu dan Batu Bacan. ''Biasanya menjadi batu yang paling banyak dicari penggila batu akik untuk harga batu solar yang warnanya kuning kehitaman, para pedagang mematok harga kisaran Rp 5 juta, sementara batu bacan yang warnanya hijau lumut kita menjualnya kisaran Rp 6 hingga Rp 8 juta per unit,'' jelasnya.

Masih di tempat yang sama salah seorang penghobi Batu Akik, Yusrizal tidak hanya menjadi sebuah hobi, bagi penggemar batu batu akik, batu itu ternyata memberikan aura tersendiri untuk kepercayaan diri, mereka pun tak segan merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan batu akik serta rela berhari-hari mencari batu akik di sungai.

Di waktu yang berbeda, Kepala Dinas Keperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Dikoperindag) Hery Islamy mengatakan batu yang bagus memang bisa diperoleh di Kabupaten Rokan Hulu, namun kualitas yang baik itu biasanya didatangkan dari Nangroe Aceh Darussalam (NAD).

''Kita sudah pernah mengikuti pengembangan kerajinan itu di Pekanbaru, memang kalau di Aceh satu truk batu akik tersebut hanya Rp 25 juta, namun setelah dibawa ke Medan dan Riau ini, komoditi itu bisa menjadi Rp 25 M,'' pungkas Hery Islamy. (ram)