PEKANBARU - Provinsi Riau memiliki berbagai destinasi wisata yang tersebar di 12 kabupaten/kota. Kondisi ini merupakan potensi yang besar bila dapat dikelola dengan baik.

Guna menggali potensi itu, Dinas Pariwisata (Dispar) provinsi Riau melalui Bidang Destinasi menggelar kegiatan pelatihan manajemen pengelolaan destinasi pariwisata.

Acara itu, diikuti oleh 25 orang peserta yang berlatar belakang sebagai pengelola/pelaku pariwisata dari kota Pekanbaru dan kabupaten Kampar.

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) provinsi Riau, Fahmizal, pada saat acara pembukaan kegiatan pelatihan menyampaikan, maksud dan tujuan kegiatan ini guna tercapainya pemahaman dan pengetahuan tentang tata kelola destinasi diseluruh element masyarakat dalam pengembangan destinasi pariwisata, agar dapat mewujudkan daerah tujuan wisata yang berdaya saing, meningkatkan kerjasama serta keterpaduan antara pemerintah dan pengelola dan pelaku pariwisata.

"Tujuan kegiatan ini adalah agar pengelola destinasi wisata yang tersebar di kabupaten/kota yang ada di provinsi Riau memiliki pengetahuan dalam mengelola dan mengembangkan destinasi wiasta sehingga sektor pariwisata dapat menjadi sektor unggulan provinsi Riau yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Provinsi Riau," kata Kadispar Riau, Fahmizal Usman.

Masih kata Fahmizal, dirinya menegaskan guna mendorong sektor pariwisata diperlukan kerjasama yang baik antar stakeholder terkait.

Adapun stakeholder dimaksud itu tergabung didalam lima pentahelix  yaitu, Pemerintah, Akademisi, Swasata (pengelola/pengusaha pariwisata), Komunitas dan Media. "Stakeholder ini harus kompak dan bisa merapkan rumus 3S, yaitu solid, speed, dan smart," tegas Fahmizal.

"Solid untuk menegaskan agar sesama regulator itu harus kompak, bersatu, membangun Indonesia Incorporated. Speed, dimaksudkan agar program itu berjalan dengan cepat. Aturan-aturan yang rumit harus disederhanakan agar bisa bergerak lebih cepat. Sementara Smart adalah cara  bekerja yang cerdas. Yang terbaik adalah adalah benchmark. Bandingkan diri atau organisasi anda, dengan yang lain. Para pesaing, rival anda sudah bikin apa," ujarnya lagi.

"Saya pesankan kepada seluruh para peserta yang mengikuti kegiatan ini dapat belajar dengan baik. Banyak bertanya kepada narasumber, hal ini untuk menambah wawasan serta pengalaman agar dapat mengelola destinasi pariwisata berkelanjutan, mendorong pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal ataupun masyarakat tempatan dan pelestarian budaya dan lingkungan," ungkap Fahmizal.

Fahmizal juga berharap, kegiatan ini dapat menciptakan pengelola destinasi wisata yang terampil dalam pengembangan destinasi wisata dikabupaten/kota se Provinsi Riau.

Terkelolanya Destinasi Wisata yang berdampak pada pengembangan dan pembangunan pariwisata se-provinsi Riau dan meningkatknya jumlah kunjungan wisatawan serta kontribusi yang langsung dirasakan oleh masyarakat dengan bergerak dan berputarnya roda perekonomian masyarakat disekitar lokasi wisata dan terbukanya kesempatan kerja dan semakin meningkatkan jumlah lapangan kerja baru bagi masyarakat tempatan.

Kegiatan Pelatihan manejemen pengeloaan destinasi pariwisata digelar di Pekanbaru mulai tanggal 19 sampai 25 Maret 2018, dengan mengundang narasumber, Kepala bidang (Kabid) destinasi area III, Asisten deputi pengembangan destinasi regional 1, Ramlan Kamarulah.

Kemudian, Kabid pengembangan destinasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupten Malang, Lani Masruro, Wakil Sekjen DPP Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI),Osvian putra, dan menghadirkan moderator wartawan senior dari hariian Kompas, Syahnan Rangkuti.***