SELATPANJANG, GORIAU.COM - Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) melakukan kajian desa budaya ke Desa Bokor Kecamatan Rangsang Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Rencananya, hasil kajian ini akan diserahkan ke Dinas Pariwisata nantinya.

Demikian disampaikan Ketua Jurusan Kepariwisataan STPB, Haryadi Darmawan, ketika ditemui di Desa Bokor, Selasa (16/9/2014) siang. Kata Haryadi Darmawan, nantinya mereka akan mengirimkan 6 mahasiswa yang terdiri dari 4 perempuan dan 2 laki-laki untuk melakukan kajian desa budaya di Desa Bokor itu. "Program dari kampus ini kita namakan penelitian lapangan atau pengabdian masyarakat untuk mereka yang sudah masuk semester V," kata Haryadi Darmawan. Katanya lagi, basis dari program ini adalah apa yang menjadi kebutuhan suatu daerah untuk menjadikan desa itu sebagai desa budaya. Sedangkan untuk hasil kajian nantinya akan diserahkan ke dinas pariwisata. "Program ini sudah ada sejak tahun 1982 dulu sekitar tahun 1987 sudah pernah masuk ke Riau. Tahun 2014 ini kembali kita masuk Riau tepatnya di Desa Bokor. Nanti mereka ini (mahasiswa yang melakukan kajian) kita didik sebagai konsultan pariwisata," tambah Haryadi. Kata Haryadi juga, mereka melakukan kajian dengan tujuan agar desa budaya itu nantinya mempunyai daya tarik yang berkesinambungan, berbeda dengan iven-iven yang digelar Desa Bokor sebelumnya, meski itu bertaraf Internasional."Kalau hiburan atau festival sifatnya hanya sementara, pengunjung akan memadati suatu desa itu ketika ada iven saja. Kalau desa ini kita jadikan desa budaya maka itu sangat besar peluang untuk menarik tamu-tamu luar datang ke sini, dan itu berkesinambungan. Kalau sudah ada tamu dari luar datang, roda ekonomi akan berputar. Namun, untuk menjadikan desa ini menjadi desa budaya harus ada kajian-kajian khusus, untuk itulah kami nantinya turun ke sini," ujarnya lagi.Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Meranti Ishak Izrai melalui Sekretaris Disparpora Meranti H Ismail Arsyad menyambut baik kedatangan tim kajian dari STPB ini. Kata Ismail, usai tim STPB ini membuat kajian tentang desa budaya, maka Ia langsung akan menemui orang nomor satu di Kepulauan Meranti untuk meminta rekomendasi atas kajian tersebut. Supaya, tujuan desa budaya di Desa Bokor itu secepatnya terwujud."Kalau sudah ada hasil kajian ini, saya berani membawa kemana saja. Kajian ini biayanya mahal, untuk itu kedatangan mahasiswa STPB ini kita sambut baik dan akan kita fasilitasi nantinya," ujar Ismail pula.Ketua Sanggar Bathin Galang, Sopandi SSos, dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan bahwa apa yang mereka garap selama ini hanya bersifat otodidak. Tujuan untuk menjadikan Desa Bokor sebagai Desa Wisata mereka pelajari dari internet. Jadi, mereka sangat berharap dengan kedatangan tim kajian itu bisa memberikan pemahaman ke masyarakat banyak tentang apa-apa saja yang perlu dipersiapkan supaya desa Bokor menjadi Desa Budaya nantinya."Kita harap mahasiswa yang akan melakukan kajian nantinya memberikan kami ilmu tentang apa saja yang perlu dipersiapkan untuk mewujudkan suatu desa itu menjadi desa budaya. Karena, selama ini tujuan untuk menjadikan desa wisata kami lakukan secara otodidak. Kami banyak belajar dari internet. Mudah-mudahan dengan kedatangan tim ini nantinya bisa memberikan ilmu yang lebih supaya desa kami segera menjadi desa budaya sebagaimana yang diharapkan masyarakat banyak," ungkap Sopandi.Usai menggelar pertemuan singkat dengan masyarakat Desa Bokor siang itu, Haryadi langsung meninjau tempat menginap mahasiswa STPB selama di Bokor. Haryadi mengatakan, untuk menambah referensi dalam membuat kajian nantinya, mahasiswa STPB ini juga akan mendatangi masyarakat door to door.(zal)