BANGKINANG - Dengan menggunakan Demplot (Demontration Plot) atau penanaman padi dengan metode Inovasi teknologi budidaya, VUB (Varietas Unggul Baru) yang disesuaikan dengan demografi wilayah akan bisa menghasilkan 6 sampai 8 ton/hektare.

Keterangan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupeten Kampar Hendri Dunan pada acara panen raya padi di Desa Binuang, Kecamatan Bangkinang Jum'at (20/4/18).

Hendri Dunan menjelaskan bahwa penggunaan sistem tanam jajar legowo (jurong 2:1), terbukti lebih meningkatkan hasil panen daripada penggunaan sistem konvensional atau tradisional yang biasa digunakan.

Dimana dengan sistem tradisional hanya mampu menghasilkan 6,4 ton gabah kering panen (GKP) per hektare. Sementara sistem jarwo mampu menghasilkan 8 ton bahkan sampai 9,2 ton per hektare. 

"Dalam hitungan memang ada yang panen sekitar 3 ton/ha, 6 ton, 8 ton bahkan 9 ton, untuk perhitungan statistiknya kita mengambil semua sample hasil panen sehingga kedepannya yang lebih unggul dapat diterapkan sebagai percontohan sehingga memiliki hasil yang maksimal. Akan tetapi setelah dihitung dengan statistik keseluruhan, dimana penghasilan padi di Kampar sendiri saat ini rata-rata sudah mencapai lebih kurang 8,36 ton/hektar contoh di Pulau Tinggi Kecamatan Kampar beberapa waktu yang lalu," jelas Dunan.

Lebih lanjut Dunan mengatakan selama ini padi sawah yang menjadi kendala adalah sumber air. "Kita tahu, air merupakan roh, untuk itu kerja sama BPTP dan kepala desa dalam ADDnya bisa shering dana," ujarnya.

Hendri Dunan selaku Kepala Dinas Pertanian di Kabupaten Kampar bahwa kebutuhan petani yang ada di Kampar akan dibantu sesuai dengan kebutuhannya. "Selagi bisa menggunakan dana pemerintah melalui dinas, semua akan kita bantu dengan dilakukan sesuai dengan kebutuhan petani dalam hal sumber air," tutup Dunan. ***