TEMBILAHAN - Ribuan masyarakat dari berbagai daerah di Riau termasuk Provinsi Jambi dan Kalimantan Selatan hadiri haul ke-81 Sech Abdurahman Sidiq Albanjari, di Kampung Hidayat, Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Ahad (22/4/2018)

Hadir pada kesempatan ini, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaporov) Riau Ahmad Hijazi yang juga zuriat atau cicit dari almarhum Abdurrahman Sidik Albanjari, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil Kemenag) Riau Ahmad Supardi, sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Riau

Kemudian Staf Ahli Gubernur Kalimantan Selatan Gustianur Riva'i. Ketua DPRD Inhil Dani M Nursalam, anggota DPRD Riau Dapil Inhil Abdul Wahid. Sementara Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Inhil Rudyanto justru tak hadir

Saat panitia haul Hamid Jamaluddin, menyampaikan riwayat hidup Sech Abdurahman Sidiq atau juga biasa disapa Tuan Guru Sapat, disampaikan almarhum merupakan orang yang baik lagi jujur. Sifatnya lebih memikirkan kemaslahan umat, membuat almarhum selalu dikenal hingga kini, meski sudah wafat pada 81 tahun lalu.

Bahkan, tidak hanya dikenang dari kalangan masyarakat Banjar, tetapi semua suku yang mendiami negeri seribu parit, baik Melayu mau pun Bugis.

Almarhum Tuan Guru Sapat didaulat menjadi Mufti Kerajaan Indragiri. Namun jabatan prestesius pada zaman itu tidak dimanfaatkannya untuk menimbun kekayaan atau kepentingan pribadi.

Sebaliknya, almarhum Tuan Guru Sapat justru menolak gaji yang ditawarkan pihak Kerajaan. Bahkan, hasil usaha perkebunan yang milikinya saat itu sebagian besar diinfakannya untuk membangun rumah ibadah dan pesantren yang Sebaliknya, almarhum Tuan Guru Sapat justru menolak gaji yang ditawarkan pihak Kerajaan. Bahkan, hasil usaha perkebunan yang milikinya saat itu sebagian besar diinfakannya untuk membangun rumah ibadah dan pesantren yang diasuhnya.

Hebatnya lagi, selama mengajar almarhum Tuan Guru Sapat juga tidak mau menerima sepeserpun uang dari anak-anak didiknya. Tuan Guru yang pernah mengenyam pendidikan di Mekah ini dikenal sebagai penulis. Banyak hasil karangan-karangan buku yang sudah dihasilkannya.

Diantaranya adalah, Syair Ibarat Kiamat yang tidak hanya beredar di negeri sendiri. Tetapi juga negeri Jiran seperti Malaysia dan Singapura pada saat itu.

Sementara Sekdaprov Riau Ahmad Hijazi haul k-81 Sech Abdurrahman Sidiq Albanjari ini tidak hanya diperingati secara serimonial saja. Namun lebih dari itu, hendaknya hikmah yang terkandung dalam perjalanan hidup menjadi tuntutan. Diantaranya, bagaimana keikhlasan dalam berbuat, tekun dalam bekerja serta teguh keimanan kepada Allah SWT.

"Saya sebagai zuriat dari keturunan Tuan Guru, berharap ini tentunya akan dapat diambil hikmah atas keteladanan almarhum," ujar Hijazi.

Hal senada juga disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Riau Ahmad Supardi. Menurutnya, keteladanan almarhum yang dikenal tanpa pamrih dalam melayani masyarakat sebagai ulama mau pun seorang mufti dari Kerajaan Indragiri, sebagai contoh bagaimana seorang pimpinan yang ikhlas dalam berbuat.

Supardi yang mengaku juga hadir pada Haul ke-80 ditempat yang sama pada tahun lalu, menyatakan  antusiasnya kepada masyarakat yang rela datang jauh datang, baik dari Inhil mau pun luar Riau.

Ada beberapa hikmah yang harus kita ambil pelajaran dari almarhum Tuan Guru ini. "Pertama beliau belajar sepanjang masa, tidak ada mengenal puas apalagi putus asa. Ternyata almarhum tidak berhenti belajar kemana-mana. Kedua, almarhum selalu bekerja keras, ketiga, rajin berinfaq dengan iklhas. Keempat ajarkanlah ilmu pengetahuan," papar Supardi. (rls)