BENGKALIS - Bangsa Indonesia kaya akan tradisi budaya. Tradisi merupakan wujud peradaban suatu masyarakat, yang bila dipelajari mendalam, akan mewujud dalam karakter setiap individu. Karena setiap tradisi berisi nilai budaya, yang bila diterapkan akan menjadi sebuah kearifan sosial.

Karya tulis memang tidak bisa lepas dari dunia pendidikan baik itu berupa hasil penelitian, argumentasi atau pendapat dari fakta dan realita yang terjadi di dunia ini. Khususnya yang terjadi disekitar lingkungan masing-masing.

Untuk itu . Majlis Ulama Indonesia (MUI) Bengkalis bersama Badan Perpustakaan Umum Arsip dan Dokumen menyelengarakan Bedah Buku dengan judul Islam dan Kearifan Sosial Bersama H. Amrizal, M.Ag sebagai pengarang buku tersebut di Aula Kantor Perpustakaan, Rabu (26/10/2016)

Amrizal mengatakan, buku ini pada dasarnya merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan penulis yang diterbitkan oleh media-media lokal di Riau baik cetak maupun elektronik mulai dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016.

"Sebagiannya juga diambil dari makalah-makalah penulis sampai dalam berbagai kegiatan pelatihan dan seminar yang diselengarakan baik pemerintah daerah maupun organisasi masyarakat," kata Amrizal.

Ditambah Amrizal, tema yang diangkat dalam tulisan di buku tersebut memang sangat beragam yang meliputi persoalan politik, keagamaan, sosial budaya, pendidikan, hukum, etika dan islam nusantara, semuanya itu pada hakekatnya merupakan respon penulis terhadap berbagai isu strategis yang terjadi dan berkembang di tengah masyarakat Riau dalam rentang waktu 3 tahun terakhir.

"Membaca buku ini, akan membawa pembaca berada pada suasana dimana Islam itu benar-benar rahmat bagi seluruh alam dan perkembangannya tetap mendapatkan posisi penting dalam tatanan kehidupan bermasyakat," tambahnya

Nilai-nilai itu akan menjadi kearifan lokal bila diterapkan, katanya, namun sayang itu belum terjadi. Terbukti saat ini banyak terjadi konflik. Di rumah tangga konflik, di kampus konflik, di daerah konflik sampai pejabat tinggi negara pun terlibat konflik.

Baca Juga: Ini yang Dilakukan BPUAD Bengkalis Tingkatkan Minat Baca

Kondisi bangsa saat ini, tambahnya, cukup menggambarkan bahwa ternyata kearifan sosial yang ada pada bangsa Indonesia belum sepenuhnya diterapkan oleh masyarakat. “Hari ini mungkin kita sudah tak perlu lagi soal itu, namun anak cucu kita kelak, akankah kita biarkan tumbuh tanpa nilai-nilai dan norma?,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Ustad yang juga aktif di media sosial ini, buku ini juga. Membahas keberadaan ulama Bengkalis diantaranya, Tuan guru Haji Ahmad, tuan guru Muhammad Arsyad, Tuan Faqih Abdul Ghoni, Ustad Mil dan Abdullah Nur.

Baca Juga: Tumbuhkan Rasa Nasionalisme Generasi Mjuda

“Kami berharap buku ini tidak menjadi sebuah dokumentasi saja, namun dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut serta tidak kalah pentingnya dapat direncanakan menjadi suatu kurikulum berbasis lokal khususnya bagi anak didik di kawasan Bengkalis,” katanya.

Ketua Tim Editor, M Ashubli menyampaikan apresiasi kepada para pembanding yang telah memberi masukan berharga. “Edisi selanjutnya akan kita perbaiki, kritik dan saran yang disampaikan dalam bedah buku ini menjadi masukan penting untuk perbaikan,” ujarnya. *** #Semua Berita Bengkalis, Klik di Sini