PEKANBARU - Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, terhitung sejak bulan Januari sampai bulan Juli 2018 mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 9.062.456 kunjungan.

Adapun rincian jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung, pada bulan Januari terhitung 1.100.222 kunjungan, Februari 1.201.001 kunjungan, Maret 1.363.339 kunjungan, April 1.300.738 kunjungan, Mei 1.200.815 kunjungan, Juni 1.318.028 kunjungan dan pada bulan Juli sebanyak 1.536.489 kunjungan.

Jumah kunjungan wisatawan mancanegara tersebut dipaparkan oleh, Deputi Bidang Pemasaran II Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya, SH. MBA, pada saat memberikan pemaparanya di acara Rapat koordinasi teknis (Rakornis) Dekonsentrasi Deputi bidang pemasaran II di Pekanbaru, Kamis (20/9/2018).

"Performansi pasar dari beberapa wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia, terhitung mulai bulan Januari hingga bulan juli 2018 yaitu, Tiongkok sebanyak 224.538 kunjungan, India 52.541 kunjungan, Arab Saudi 37.188 kunjungan, Uni Arab Emirat 1.825 kunjungan, Inggris 40.881 kunjungan, Prancis 51.594 kunjungan, Rusia 7.192 kunjungan, Jepang 49.619, Korea selatan 36.818, dan pasar dari Amerika sebanyak 39.540 kunjungan wisatawan," papar Deputi bidang pemasaran II Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya.

Nia Niscaya juga menyampaikan, jumlah indikator target Kementerian Pariwisata terhadap kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) terhitung sejak tahun 2015 sebanyak 4,23 persen, tahun 2016, 4.50 persen, tahun 2017, 5 persen, tahun 2018 adalah 5,25 persen. Untuk devisa negara pada tahun 2015, menyumbang Rp. 144 trilyun, tahun 2016, 172 trilyun, tahun 2017, 200 trilyun, dan pada  tahun 2018, menyumbang sebanyak Rp. 223 trilyun.

Selanjutnya, jumlah indikator target tenaga kerja dari sektor pariwisata, pada tahun 2015 yaitu 11,4 juta orang, tahun 2016, 11.8 juta orang, tahun 2017, 12.0 juta orang dan di tahun 2018, yaitu 12,6 juta orang. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, di tahun 2015 sebanyak 10 juta kunjungan, tahun 2016, 12 juta kunjungan, tahun 2017 15 juta kunjungan, di tahun 2018 yaitu 17 juta kunjungan dan jumlah pergerakan wisatawan nusantara pada tahun 2015, berjumlah 255 juta perjalanan, tahun 2016, 260 juta perjalanan, tahun 2017, sebanyak 265 juta perjalanan dan di tahun 2018 ini yaitu, 270 juta perjalanan.

"Terhitung pada bulan Januari hingga bulan Desember tahun 2017 lalu, pertumbuhan kinerja sektor pariwisata di pasar nasional mengalami pertumbuhan 22 persen, di tingkat asia 7 persen, selanjutnya pertumbuhan di tingkat dunia sebanyak 6,4 persen. Adapun rincian jumlah pertumbuhan kinerja sektor pariwisata pada negara-negara Asia secara global, yaitu Vietnam 29 persen, Indonesia 22 persen, Thailand 8,7 persen, Singapura 5,8 persen dan Malaysi 4,0 persen," ungkap Nia Niscaya.

Saat ini Pemerintah Indonesia menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan dari Rencana Kerja Pembangunan (RKP). Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, Kementerian Pariwisata telah melakukan berbagai upaya, diantaranya melakukan berbagai strategi pemasaran.

Menanggapi hal ini Wakil Gubernur Riau, H Wan Thamrin Hasyim pada saat menghadiri acara Rakornis Dekonsentrasi Deputi bidang pemasaran II yang digelar oleh Kementerian Pariwisata, menyampaikan sejak dulu Provinsi Riau sangat mengandalkan pendapatan daerah dari sektor migas.

Tapi untuk kondisi saat ini dan kedepanya harus diperhitungkan kembali, hal ini dikerenakan ke depan ada kecenderungan menurun meski masih berpluktuatif. Karena itu, pihak terkait harus berani mengambil langkah-langkah perbaikan. Menurut Wan Thamrin Hasyim, sektor pariwisata dapat diandalkan agar dapat membantu perekonomian dan pembangunan tetap berjalan baik.

"Memang saat ini masalah pendapatan asli daerah menjadi persoalan yang serius bagi Provinsi Riau. Hal ini disebabkan karena faktor Dana Bagi Hasil (DBH) migas ada kecenderungan menurun, meski masih berpluktuatif. Melalui sektor pariwisata, Riau memiliki berbagai destinasi yang menarik untuk dipasarkan dan berbagai iven pariwisata diantaranya, Pacu Jalur, Bakar Tongkang, Tour de Siak dan berbagai iven lainya, dengan kondisi yang ada ini, bila dikelola lebih baik tentunya akan menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang ke Riau, sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat," kata Wakil Gubernur Riau, H Wan Thamrin Hasyim.***